Kamis, 07 Oktober 2010

Puisi : Dialah Teman Dekatmu

Dia yang selalu kau harapkan untuk mengisi ruang hatimu
Kehadirannya juga sudah lama kau tunggu
Kau merasa itu tapi, kau tetap acuh

Dia yang selalu kau nanti, hingga emosi tak terkendali
Membayangkan dirinya hadir disisi
Kau menunggu jawaban itu tapi, nyatanya kau tak peduli

Dia yang sering hadir dalam khayalanmu
Sosok yang bisa diajak berbagi dan mengerti keseharianmu
Kau juga ingin dia bisa mendengar keluhmu bukan hanya bahagiamu
Sebenarnya kau menginginkannya, tapi kenapa tak menyadari.

Dia yang kehadirannya mungkin bersamamu
Bisa nyata hadir mengisi hari-harimu
Sebenarnya kau kenal tapi, berusaha menghindar dari perasaan

Sampai kapan terus melihat yang jauh dari pandangan?
Coba rasakan yang ada disekitarmu.
Sesungguhnya dia ada didekatmu, tapi kau tak pernah menyadari itu.
Dia selalu menunggumu tapi, kenapa kau masih ragu?
Dia mungkin bukan manusia sempurna, tapi dia selalu ada untukmu
Berhentilah mencari karena kau telah menemukannya.
Dialah…teman dekatmu.

Puisi Untuk Alam

Kami hadir dengan tangis ketakutan yang diiringi suara adzan

Menghirup nafas yang berasal dari daun hijau

Semerbak bunga dan harum tanah menghantar kedewasaan

Matahari membuat tulang dan gigi sampai sekuat karang

Hingga kami tumbuh menjadi mahluk yang pintar tapi, liar

Makan daun berlomba dengan ulat di taman

Makan bangkai bersaing dengan singa dan elang

Keserakahan kami juga ingin menguasai lautan

Sehingga ikan-ikan bingung mencari tempat untuk berenang

Bahkan kami sudah berhasil menjamah hutan

Sampai burung-burung kehilangan pijakan kaki di setangkai batang

Saat pagi kicau burung jarang lagi terdengar, malam hari jangkrik lupa nyanyian

senandung untuk bulan.

Berganti dengan suara musik hingar-bingar dari layar datar

Ini bukan salah alam

Tidak ada yang disalahkan sampai daun hijau pelit berbagi kesejukan

Air lebih kuat daripada tanah yang hilang keseimbangan.

Kita punya cagar, bergetar mengemparkan

Kaki berlari tunggang-langgang

Menjemput senja hampir malam, suara adzan hanyut getir kecemasan

Masih adakah esok surya menjelang?

Puisi ; LUPA BERBAGI

Alam ngamuk lagi, Tuhan berkata murka dihati.

Ibu pertiwi nangis lagi, manusia bersusah hati,

Adakah yang salah dengan perbuatan hari ini?

Tapi, manusia tetap berkeras hati

Menatap dengan tinggi

Lisan masih gemar mencaci

Adakah yang salah dengan langkah ini?

Kaki menapak tanah masih tertatih

Kepala lupa merunduk meratapi,

Hati gampang belajar menghakimi,

Tangan mana yang kau perlihatkan untuk mengabdi?

Kami baru tertunduk menyadari,

selama ini kami hanya memperlihatkan yang kiri.

Puisi : BENCANA ALAM

Nyawa ibarat nyamuk sekali tepuk langsung mati

Melayang terbang dengan mudah sesuai garis ilahi

Sayang, waktu memintanya secara misteri

Sekali waktu banyak diminta sehingga meninggalkan luka sangat pedih

Sampai seisi alam ikut merintih

Sakit rasanya mendengar tangis isak family

Kalau begini, aku hanya tertegun didepan layar kaca televisi

Menghitung nyawa yang permisi pergi

Rasanya Tuhan terlalu kejam saat menghakimi

Bukan, ini bukan caraNYA untuk menyakiti

Bukan, juga keinginanNYA dalam memberi sanksi

Ini janji yang sudah lama namun, akan terjadi pasti

Di dalam kitab sudah (sering} berbunyi.

Hanya saja penghuni bumi lupa memahami

kalau alam juga sama punya hati,

MEREKA BUKAN HANYA DIMUSUHI TERORIS TAPI, JUGA SEBAGIAN BESAR RAKYAT INDONESIA.

Predikat sebagai pengayom masyarakat rasanya memang tidak layak lagi disematkan dalam lembaga yang berfungsi juga sebagai penegak hukum di negeri ini. Citra keharuman atas jasanya sudah seringkali ternodai, apalagi kegagahan dibalik seragam dinasnya itu bisa dibilang sudah lama sekali sirna. Ironi memang nasib para penegak hukum bangsa kita, mereka para pengguna seragam dinas, yang harusnya terlihat beribawa dan mengemban kepercayaan masyarakat sebagai naungannya justru sekarang ini malah sering menjadi bahan olok-olokan dalam masyarakat itu sendiri.

Predikatnya sebagai lembaga keuangan non-bank membuat dirinya sejajar dengan para lintah darat yang ditakuti hanya karena ‘senjata’ bukan amanah yang dipercayakan padanya. Ini hanya contoh, jika diri anda begitu kotor, jangan khawatir! noda hitam pekat yang menempel pada diri anda bisa saja hilang dengan mudah karena didalam lembaga ini tersedia fasilitas laundry crime. Syaratnya gampang! Anda harus punya banyak uang. Terserah itu uang dari mana. boleh hasil dari korupsi, ngutang tetangga kanan-kiri, ngerampok bank, atau duit tuyul sekalipun. Karena perkara asal muasal duit tersebut tidak akan dipertanyakan lebih lanjut. Biarpun anda salah. Asal ada uang, anda nyaman.

Lain lagi, jika kesalahan ini diperbuat oleh lembaga itu sendiri, yang mengaku tugasnya sebagai pelindung masyarakat. Perihal ini, justru saya ingin bertanya “masyarakat yang mana yang selama ini kalian lindungi ?”. Kenapa korban salah tangkap makin marak saja mampir ditelinga kita. Biasanya korban ditangkap tanpa ada surat penangkapan yang resmi dan korban dipaksa dengan jalan penganiyayaan yang tidak manusiawi agar mengakui perbuatan dugaan pelanggaran tindak pidana yang tidak dilakukannya sampai korban tersebut akhirnya bersedia & menyerah menandatangani berkas BAP, yang kemudian resmi menjadi tersangka. Hal seperti itu, tentu saja selain dapat mengakibatkan cacat fisik akibat kekerasan penganiayaan juga dapat berakibat cacat psikologis dan kalau sudah begitu, rehabilitasi pemulihan nama baik saja dirasa tidak cukup untuk menyembuhkan kondisi psikologis korban

Itu baru contoh kecil, sedangkan contoh seringnya bisa kita jumpai di jalanan. “Apakah anda ingat jargon tokoh terkenal bangsa kita? Itu lho, pak ogah (kawannya unyil}?”. Prilakunya mirip sekali dengan mereka. Walaupun, mereka tidak nyontek karena sudah punya jargon sendiri “damai itu indah” atau istilah populernya “86A” kalau tentang ini saja tidak mau bahas, sudah malas karena sudah menjadi rahasia umum dikalangan masyarakat.

Yang menarik perhatian saya, justru ada pada kasus terorisme yang mulai trend di negeri ini sejak tahun 2006 silam hingga sekarang. Alhasil, lembaga yang dari tadi kita bicarakan ini juga ikut menyesuaikan diri untuk membentuk “orang-orangan” khusus untuk memerangi perkembangan trend ini. Entah bagaimana komposisi dari bahan pembuatan “orang-orangan” khusus tersebut sampai mereka bekerja dan bertindak seringkali tidak pakai hati, otak, apalagi akhlak. Kasus salah tangkap dan salah tembak sasaran sudah bosan terdengar. Yang paling tidak manusiawi terjadi di Tanjung Balai. Serdang, Sumatra Utara pada awal September 2010 lalu. Terkutuklah perbuatan mereka karena menembaki umat yang sedang shalat berjamaah di dalam mesjid. Sekalipun, sasaran yang dimaksud itu seorang teroris. Saya pribadi jadi heran, Bukankah kalian bekerja menjalankan tugas berdasarkan Undang-undang tapi, mengapa cara kerja kalian yang tidak berprikemanusiaan itu justru telah melanggar Undang-undang dan HAM?”

Buat para CEWEK!!

Gue sebenarnya merasa “berharga” kalau dijadikan tempat curhat oleh orang lain, entah itu kawan cowok atau kawan perempuan. “berharga” karena gue bisa memberikan jalan keluar alternative lain yang bersifat lebih objektif tanpa ikut kebawa emosi dari tiap permasalahan yang sedang dihadapi oleh si kawan. Berbagai cerita tentang keluh kesah dan riang, gue dengarkan dengan seksama. Berusaha membuat si kawan nyaman saat meluapkan segala pelasaannya ke gue. Ngak jarang gue juga ikut dijadikan sasaran kemarahan kalau si kawan sedang kesal dan terluka hatinya, atau ikut berdebar saat si kawan bercerita tentang detik-detik kebahagiaannya. Tapi, yang paling keki yaitu kalau si kawan curhat sambil nangis bercucuran air mata. Bisa ditebak, kalau sudah begini pasti kawan yang bercerita adalah perempuan yang baru saja putus dengan sang pacar. Terkadang, dalam keadaan ini gue sulit untuk memposisikan diri agar gue juga bisa merasakan keprihatinan yang sedang kawan alami soalnya biarpun sesama perempuan tapi, gue sama sekali pantang pasca putus nangis sampe lebay sampai bela-belain ngak tidur semalaman.

Seperti malam ini, OMG! Semaleman gue ngedengerin curhat seorang kawan yang baru aja putus sama cowok yang udah tiga tahun dipacarinya. Ajaibnya kali ini gue bisa ikutan mengeluarkan air mata. Bedanya, air mata gue ini adalah air mata kesengsaraan karena ngantuk. Sungguh sangat ngantuk. Padahal disamping gue, si kawan masih aja bertahan dengan kalimat penyesalannya “kenapa dia jahat…padahal gue sayang banget ama dia” kalimat itu terus, terus dan terus diucapkan sampe jam 3 pagi. Ini udah diluar batas kewajaran karena segala bujuk rayu gue udah keluarkan untuk bikin kawan gue ini berhenti ngerengek-rengek ngak karuan sampai bikin kepala gue pusing. Akhirnya gue putuskan untuk nelepon si doski, sang mantan pacar. Yang memang gue juga kenal sama dia. Hellooo…apa kalian tau ketika gue bertanya “what are you doing??”
• Doski : hallo…hmm, ada apa malem2 buta gini telepon?
• Gue : lagi ngapain lo?
• Doski : tidur…krokk…krokk. Zzz”
• Gue : (matiin HP} dalem hati gue! Monyet lo! Malah enak2an
tidur. Lo yang buat salah, gue yang nanggung akibatnya.

Kawan gue yang tadinya nangis langsung ngiyem (diem}. Matanya melotot kearah gue, lima menit kemudian tidur. Ohh, hati gue pun bahagia.

Semoga cerita ini bisa menjadi pertimbangan dikala “kita” perempuan ingin menitikan air mata untuk laki-laki kecuali, kalau lelaki itu telah mati. Hahaha…

Selasa, 10 Agustus 2010

Belajar Ikhlas

Rasa marah bergemuruh dihati saya, bercampur kecewa dan duka. Malam yang sepi tanpa kehidupan manusia, yang ada hanya suara alam dan binatang yang mencari kehidupan saat malam tiba. Suara mereka bersahutan menjadi irama memecah kesunyian yang saya rasakan.

Saya tidak pernah mimpi untuk berada di tempat ini. Yang menjauhkan saya dari pusat keramaian kota, dari sanak saudara, dari teman-teman sepermainan saya. Tempat ini sepi. Lingkungan baru yang seakan susah untuk saya bisa beradaptasi. Hati ini terlalu angkuh untuk menyakinkan diri kalau kesepian ini hanya soal waktu.

Haruskah saya berteriak agar semua orang tau saya tidak menyukai tempat ini, saya merasa terasing berada di lingkungan ini. Saya merasa tidak nyaman atas penjara alam yang Tuhan berikan saat ini.

Dosa. Ketika saya menyalahkan Tuhan atas hijrahnya lingkungan yang saya tempati, ketidak ikhlasan saya menerima takdir kesunyian ini. Saya tau itu, berulangkali jika rasa itu menghampiri saya hapus dengan ucapan ampun kepada sang ilahi robbi. Tapi, saya tidak bisa memungkiri kalau saya masih merasa sepi.

Kesepian ini membuat lubang dihati tersendiri yang saya rasakan sangat pedih. Unsur keterpaksaan yang membuat saya berada disini. Dialah orang yang harus bertanggungjawab sehingga saya terpaksa harus tinggal disini. Ingin sekali saya menunjuk wajahnya dalam keadaan marah tapi, tidak pernah bisa. Bukan, saya bukan sedang mencari kambing hitam atas takdir hidup ini. Saya hanya ingin berdamai dengan keangkuhan diri agar bisa belajar memaafkan dan mengikhlaskan hati. Memang tidak bisa sehari, tapi saya janji hari-hari ini akan saya isi dengan kelapangan hati. Insyaallah.

Rabu, 23 Juni 2010

TENTANG RASA


Kadang, kita mencintai seseorang begitu rupa sampai tidak menyisakan tempat bagi yang lain. Dimana perasaan ini membuat kita lupa untuk sekedar bertanya. Apakah ini benar cinta? Bagi saya cinta itu harus bersemayam di dua orang yang saling mempunyai ketertarikan hati. Tidak bisa hanya satu pihak saja, yang satu mencinta, yang lain tidak. Ibaratnya, cinta itu seperti magnet biarpun mempunyai dua sisi yang berlainan antara utara dan selatan tapi, tatap memiliki daya tarik menarik sehingga bisa bertemu di satu titik yang sama.

Ketika ada pernyataan bahwa setiap orang pernah merasakan cinta, bagi saya tidak selalu. Mungkin diluar sana masih banyak orang-orang yang menganggap dirinya sudah pernah merasakan cinta. Cinta yang seperti saya walaupun, sebenarnya tidak! karena cinta itu hanya disimpan dan dimilikinya sendiri secara egois tanpa berani membagi rasa itu dengan orang yang dicintainya.

Tentang cinta egois saya, perasaan ini sudah saya simpan sejak pertengahan tahun 2007 lalu hingga hari ini {saat saya menulis ini perasan itu juga masih ada}. Orang yang saya cinta bukanlah orang jauh, baik secara geografis, religious, maupun ideologis. Orang ini, kawan dekat saya {tadinya} namun, karena timbulnya perasaan ini saya jadi menjaga jarak dengannya. Sekarang saya hanya bisa mencintainya dari jauh, kalaupun kami bertemu, berpapasan muka langsung. Kami hanya saling bertukar pandangan, melempar senyum kemudian menyapa seadanya lalu kembali beraktifitas masing-masing. Saya dengan teman-teman saya, tugas-tugas saya, kuliah saya sedangkan dia dengan teman-temannya, obrolan sesama laki-laki, kuliahnya, dan kehidupannya. Kami kembali dengan perasaan masing-masing. Dia tidak penah tahu perasaan saya, saya juga tidak pernah tahu bagaimana perasaan dia terhadap saya. Dan kami sama-sama tidak ingin mencari tahu bagaiman perasaan masing-masing. Egois kan,? Tapi, mau tahu bagaimana perasaan saya. Ngak perlu ditanya sudah pasti remuk redam. Sakitnya melebihi orang yang pernah mengalami patah hati. Sedihnya lebih parah dari sekedar HP/dompet saat hilang di sikat copet. Atau rasanya lebih nyesek saat orang brengsek {yang mengaku sahabat} mengkhianati dengan ngomongin {fitnah} kita dari belakang. Tetang rasa itu akan terasa lebih menjadi saat tangan saya ada yang mengenggam dan orang itu bukan dia melainkan pacar saya.

Saya sedih ketika menyadari orang yang berada disamping saya selama ini bukanlah orang yang saya cintai. Lalu, atas dasar apa orang itu bisa berada disamping saya? Jawabannya tidak tahu. Satu-satunya alasan yang kuat hanyalah saya berusaha sebisa mungkin untuk menutupi rasa cinta itu. Terkadang saya juga jijik mengakui ini. Bukankah ini sama saja seperti halnya, orang lesbi yang berusaha menutupi jati dirinya dengan menikahi seorang pria tapi, setelah terjadinya ijab kabul dirinya tetap tidak ingin disentuh sedikitpun dengan orang yang sudah sah menikahinya. “alasanya karena saya tidak pernah mencintai dia” kamudian, barulah timbul penyesalan setelahnya. Kenapa harus mengorbankan perasan sendiri dan juga menyakiti persaan orang lain. Orang yang awalnya benar-benar mencintai kita apa adanya. Namun, setelah mengetahui kebenaran yang ada, dia malah balik membenci kita sejadi-jadinya. Sebenarnya, ada sedikit khawatiran yang saya rasakan setelah memposting tulisan ini. Saya takut status saya berubah menjadi single karena diputusin pacar yang wajahnya saat ini terlihat merah padam. {ngak usah dibaca…tulisan ini ngak usah dibaca} itu pesan singkat untuk pacar saya.

Selasa, 15 Juni 2010

ROTI BAKAR ELEKTRIK

Minggu ini gue ngerasain apa yang dinamakan kolaborasi yang sempurna antara bakat dan alam. Males ternyata cocok banget kalau dijodohin sama hujan, ditambah lagi saat weekend, maka yang akan dihasilkan adalah hibernasi ala anak kostan. Siang dan malem sudah nggak ada bedanya lagi di kostan. Semua pintu, jendela dan tirai ditutup rapat-rapat. Gue sama temen-temen kostan udah kayak segerombolan vampire yg bersembunyi dari sinar matahari, dalam ruangan kecil yang kurang ventilasi. Kebiasaan kami tidur berjamaah selama hari sabtu dan minggu, selalu berulang. Sehingga para tetangga kita sudah paham betul dengan ritual ini. Kadang kita suka mikir, kira-kira kapan ya kelakuan ini bisa berakhir?

Seinget gue. Alfonso, salah satu temen kost gue yang ikut organisasi pers dikampus bilang “kita bakalan berhenti hibernasi kalo sudah ada surat kabar yang menerbitkan headline: "4 MAHASISWA DITEMUKAN MEMBUSUK DALAM KAMAR KOSTNYA SECARA MENGENASKAN”.

"Gus…Gus" kata Leday sambil terus mengoyak-ngoyak pundak gue saat itu gue masih dalam keadaan tidur.

Jadi sewot.
"Aduh, ada apa Day?" tanya gue, muka masih ditutup bantal. Seakan gue ngak peduli sama keadaan sekitar.

Kerucuk…kerucuk…
Leday ngak bisa meneruskan tidurnya karena bunyi cacing di perutnya kelaparan.
"Makan yuk!" ajak Leday. Dia masih memegangi perutnya berharap cacing yang berdemo bisa bersabar.

“Males jalan, hujan, mending lu masak mie aja ngak usah cari makanan di luar” tolak gue.

"Mie-nya kan udah habis, Gus. Kemaren malem lu makan sama anak-anak sambil nonton bola”. Leday masih memaksa. Alfonso dan Diko terlihat sudah tidak bisa diharapkan. Mereka telah lebih dulu lomba ngorok kenceng-kencengan. Dua manusia ini jangan harap bisa dibangunkan. Kalau tidur aja udah kaya orang pingsan kecuali ada bau makanan yang mereka cium itu juga sudah bisa dipastikan hidungnya dulu yang bangun, baru kemudian matanya. Pandangan Leday kini melihat keluar jendela. Hujan masih mengguyur deras. Males kalau basah-basahan sendiri, pikirnya begitu.

“Yaaa udah tidur aja lagi, siapa tahu nanti kita mimpi makan, kan lumayan gratis” Gue ngejawab seadanya.

“Sial! Lu pikir mimpi makan biar gratis bisa kenyang” kini Leday yang gantian sewot. Rasanya dia putus asa untuk membujuk kawannya. Agus, yang memang hobi tidur.

Entah apa yang akan dimasak sama Leday tengah malam gini. Beras nggak ada, mie nggak ada. “seingat gue sih cuman ada roti & selai. Gue cuma bisa berdoa. Mudah-mudahan roti & selai juga ngak habis di makan saat kemaren malam” ujar Leday. Ritual anak-anak memang selalu begitu nonton sepak bola bareng, kalau team jagoan kalah untuk meluapkan kekecewaan hanya dengan menghabiskan makanan. Kemudian, langkah Leday mendekati dapur, wajahnya sumingrah ketika melihat roti & selai masih utuh ditempatnya. Tangannya menyalahkan kompor. Entah apa yang akan dimasak.

“cetek”
Tiga kali kompor dinyalahin ternyata ngak bisa, mungkin juga gasnya habis karena ini lagi tanggung bulan.

Ekspresi kesalnya hanya bertahan seperdetik lalu kembali mnggurat senyuman. Entah apa yang di pikirkan. Sepuluh menit kemudian.
***
“Gus…Gus…bangun" kata Diko

"Kenapa?" Agus yang nyium bau makanya kali ini lebih cepat dibanguninya.

“Ditunggu anak-anak tuh di ruang tengah" saut Diko.

“Ok lu duluan deh, gue cuci muka dulu" pesan Agus.

Begitu gue nyampe ruang tengah ternyata personel kostan udah ngumpul. Ada Ieday, Alfonso dan Diko yang duduk melingkari sepiring roti bakar. Gue memandang penuh curiga ke Leday. Masalahnya gue udah tahu dari tadi siang kalau kompor gas ngak ada isinya.

“Plis, jangan bilang lu abis ngepet!" kata gue dalem hati.

"Ayo ah! buruan udah pada laper nih!" teriak Alfonso.

"Eit, dari mana lu dapet roti bakar?" selidik gue.

“Leday yang bikin" jelas Diko, sedangkan Leday senyum-senyum ngak jelas, seakan mau pamer kecerdasannya.

“Lah, kita kan ga punya pemanggang roti" kata gue lagi masih penuh rasa curiga.

"Banyakan omong nih" kata Diko “terus kapan mulai makan roti bakarnya”, disusul kemudian Alfonso.

"Jadi gini Gus, gue manggang rotinya pake setrika. Nyammm..." jelas Leday sambil mengunyah sepotong roti bakar.

“Rasanya enak kok Gus, ngak kalah sama roti bakar Edi". Bela Diko kemudian. Alfonso sudah ngak lagi berkomentar karena mulutnya udah sibuk ngunyah roti bakar.

"Makasih deh" kata gue, "lu makan aja bertiga, gue udah kenyang”

"Wah beneran nih?" tanya Leday.

“Siiip…! kalau gitu bagian lu gue yang makan” kata Diko sambil melahap roti bakar yang kedua.

"Iya..." Seneng rasanya ngeliat temen kostan kompak. Makan bareng-bareng. meskipun dalam hati ada hal yang gue rahasiain, tapi gue ngak sampe hati bilang ke mereka. Kasian kalau harus membiarkan anak-anak dari etophia yang kelaparan ini berhenti makan.

"Kenapa sih lu, Gus, ngak mau makan?" tanya Leday.

"Iya, lu lagi sakit Gus, sampai roti bakar segini enaknya lu nolak makan?" tambah Alfonso.

“atau lu lagi program mogok makan biar cinta lu di terima lagi sama Tasya, ya.Gus?” ujar Diko.

"Enggak, gue ngak kenapa-kenapa kok. Gue cuman jijik aja" kata gue keceplosan.

"Jijik kenapa? ini bersih, higienis lagi" jelas Diko yang kemudian melahap potongan roti ketiga.

“He-eh” Leday, si koki juga ikut membenarkan.

"Higienis dari mana? setrika yang lu pake buat manggang roti itu kan abis gue pake nyetrika celana dalem gue yg belum kering!"

"Anjrot !!!!!".

"Huekz". "Sialan! kenapa lu ga bilang dari tadi”.

“Huekz!!!".

"Hah! Salah ya gue?" tanya gue yang ngeliat temen-temen gue kompak muntah berjamaah.

"Ya iyalah..." jawab mereka kompak.

“Huekzzzz…!!!"

Senin, 14 Juni 2010

Confession Of Excess My Self

Terkadang saya merasa kurang bersyukur mengapa saya ditakdirkan menjadi seorang NUR RACHMA bukan seorang Jacky Chan actor China fav saya atau menjadi Sharuk Khan actor bolywood kesukaan saya. Menurut kacamata saya atau mungkin juga beberapa orang yang merasa mengenal dekat saya pastilah mereka akan berkata yang sama dengan saya “ini orang lebih banyak kelebihannya daripada kekurangannya” melebihi kelebihan yang dimiliki oleh kedua actor kenamaan itu. Saat menyadari ini saya tersadar dan karena sifat baik saya yang tidak ingin di cap sombong oleh orang lain kemudia saya berusaha untuk menutupi segala kelebihan itu menjadi sebuah kekurangan yang justru dapat dijadikan teladan bagi banyak orang. (mulia banget kan cara berfikir gue?)

Sebagai contohnya, saya merasa mempunyai kelebihan pada “jitat” alias jenong. Jitat saya ini lebar bagaikan lapangan bola di Senayan. Banyak orang yang bilang jika ada seseorang yang mempunyai jitat nan lebar maka, katanya orang tersebut sudah ditakdirkan menjadi orang yang pintar. Nah, karena saya tidak ingin di cap sombong maka, saya berusaha selalu menutupi kelebihan jitat saya itu dengan menggunakan poni di setiap model rambut saya dari kecil hingga saya dewasa seperti sekarang ini. Macam-macam potongan jenis poni pernah saya coba ini dilakukan guna mengeksplorasi keindahan dari kelebihan jitat yang saya miliki. Dari poni samping, poni zig-zag, poni tumpuk, poni kuda, polem (poni lempar) sampai poni dora pun pernah saya coba dan hasilnya poni tersebut ternyata sukses membuat saya jadi terlihat tidak pintar.

Kelebihan saya yang lain adalah berat badan. Beberapa tahun yang lalu, Ibu saya pernah bercerita bahwa saya adalah anak yang dilahirkan secara abnormal. Kata ibu, sewaktu dia melahirkan saya telah terjadi kesalahan injeksi (malpraktek) yang dilakukan oleh seorang perawat yang mengaku khilaf karena kurang tidur (semalam habis ronda). Kondisi kandungan ibu saya saat terjadinya kekhilafan tersebut memasuki usia delapan bulan masa kandungan, Sama seperti rutinitas ibu hamil lainnya, setiap bulannya ibu saya juga rajin memeriksaan keadaan janin yang dikandungnya ke dokter specialis kandungan. Kata dokter karena keadaan janin yang ada dirahim ibu saya saat itu lemah jadi harus disuntik obat penguat kandungan agar janin dalam kandungan bisa bertahan hidup dan disinilah incident salah suntik itu terjadi. Ceritanya begini, pada saat dokter Herlina (dokter specialis kandungan Ibu saya) ingin menyuntikan obat penguat kandungan tiba-tiba HPnya berdering karena urusan urgent menyangkut nyawa pasiennya yang lain jadi Dokter Herlina memberikan mandat kepada salah satu perawat yang ada disana untuk menggantikan dokter menyuntikan obat penguat kandungan ke jaringan vena ibu saya. Harusnya pekerjaan suntik menyuntik bagi seorang perawat mudah tapi, ini malah terjadi malpratek karena bukan obat penguat kandungan yang di suntikan melainkan obat bius perangsang mules agar segera cepat melahirkan.

Well, setengah jam kemudian. akhirnya lahirlah saya kedunia sebulan lebih cepat dari waktu yang diharuskan dengan keadaan premature, bobot berat badan saya waktu itu hanya 1.8 Kg, dianalogikan ukuran bayi merah saya persis seukuran botol kecap ABC, alhasil selama 3minggu saya harus tinggal di dalam akuarium mungil (read: incubator) dan selama 3minggu itu juga tidak boleh kena air maka, sebagai pengganti air saya dimandikan dengan minyak. Entah minyak apa, minyak tanah, minyak jelantah atau minyak rem karena ibu saya tidak pernah bercerita detaile soal mandi minyak itu. Melihat keadaan bayi perempuannya yang lucu mirip tikus kecemplung di wajan penggorengan itu. Kemudian, Ibu memanggil saya dengan sebutan KELUNCUP yang artinya mungil/kecil dan saat itulah doa ibu untuk diri saya terucap “Jika rahma (bayi) bisa bertahan hidup lebih lama, maka ibu akan membuatmu menjadi orang besar”. Masalahnya pada saat mengucap kata “orang besar” hal ini bisa juga di inpretasikan macam-macam oleh orang lain. Dan doa ibu yang mana yang tidak dikabulkan oleh Tuhan.

Selanjutnya, tumbuh kembang saya saat TK hingga SD masih belum ada peningkatan. Saya masih mungil, masih di panggil dengan sebutan keluncup. Sehingga bisalah di tebak. Asupan gizi yang masuk kedalam tubuh saya jadi benar-benar diperhatikan saat itu seperti buah, multivitamin, sayur, susu, telur, daging, sampai yakult dan coklat silverquen pun tidak pernah absent masuk kedalam perut saya setiap harinya. Pada saat saya memasuki SMP nama keluncup tidak lagi melekat melainkan berganti menjadi nama julukan yang diberikan oleh teman-teman saya. TOGE, kenapa saya dipanggil toge? Karena sewaktu SMP kulit saya putih dan kurus malah cenderung begeng mirip seperti Toge dengan rambut keriting ikal-ikal jadi, masih samalah kondisi gizi pertumbuhan badan saya belum ada perubahan. Eh tapi, jangan salah biar begeng begini si Toge yang bersekolah di SMP 16 Tangerang merupakan siswa andalan yang selalu di turunkan pada saat turnamen pancak silat Candra Birawa, pernah dapet emas dan perunggu dua kali tingkat sejawa-bali, tingkat Jabar/Banten dan jayabaya. Selain itu, si Toge juga selalu jadi andalan teman laki-lakinya untuk membantu memenangkan tawuran sekolah melawan SMP Yupentek Tangerang dan SMPN 13 Tangerang yang sudah lama jadi musuh bebuyutan. Ketika beranjak SMA si Toge yang dulunya badung karena sering ikut tawuran pelajar sekarang mulai insyaf ini karena tepat disamping sekolahanya terdapat kantor polisi (jadi ngak berani macem-macem) selain itu juga, semasa SMA ini saya lebih menghabiskan waktu untuk aktif mengikuti paskibraka dan aktif di OSIS SMU 5 Tangerang. Tapi walaupun begitu, hobby belajar bela diri saja masih berlanjut di SMA. Disini saya memang sudah berganti aliran bukan lagi Candra Birawa tapi, saya ikut Salsabila. Kegiatannya masih sama, berupa silat beladiri hanya yang ini ditambah thai-ci dan ilmu kepekaan tenaga dalam. Kalaupun keadaan fisik saya sudah tidak putih lagi seperti sewaktu SMP itu dikarena saat SMA saya lebih banyak mengikuti kegiatan skull yang dijemur oleh senior saya di bawah terik sinar matahari alhasil, kulit saya menjadi gosong bukan lagi sowo matang dan mengenai berat badan tentunya sudah ada peningkatan. Dari yang awalnya 1.8Kg (waktu bayi) setelah SMA berat badan saya naik mejadi 45Kg.

Kelebihan berat badan atau obesitas yang sekarang menjadi salah satu kelebihan dari diri saya ini muncul pada saat saya kuliah, tepatnya sewaktu semester tiga. Dari terakhir SMA berat badan saya yang saat itu 45Kg lalu naik mejadi 50Kg pada saat semester 3. lalu…lalu naik lagi…naik…naik…kepuncak gunung…tinggi…tinggi sekali. Sampai akhirnya sekarang di semester 8 (tahun 2010) berat badan saya melojak drastis menjadi 6OKg dengan perbandingan tinggi badan yang hanya 160cm (astagfirlloh!). Analisis saya sih, mengenai naiknya berat badan ini secara tidak berprikemanusiaan dan berprikesekatan awalnya mungkin disebabkan karena saya sudah tidak lagi ikut kegiatan bela diri apapun secara rutin (untuk membakar lemak) ataupun tidak pernah lagi berolah raga kecuali saat mau naik gunung saja, atau saat ingin melakukan kegiatan Mahupa (Mahasiswa Hukum Pencinta Alam) seperti rafting, haking, atau clambing. Orahraga yang dilakukan itupun hanya pemanasan atau peregangan saja (itu mah bukan olahraga), yang hanya berlangsung selama 30menit dan dilakukan jarang-jarang. Haiiaaa…bagaimana tak mau gendut. Tapi, setelah saya pikir-pikir lagi, saya ingat-ingat lagi. Analisis yang saya kemukakan barusan sangatlah salah. Yang benar adalah kelebihan bobot badan tubuh saya alami ini disebabkan oleh doa yang pernah dipanjatkan oleh Ibu saya yang mungkin baru saat ini dikabulkan oleh Tuhan.

Lalu, untuk menutupi kelebihan ini saya pun jadi bingung…sangatlah bingung…karena walaupun memakai baju dengan warna-warna gelap sepertinya tidak menimbulkan efek perubahan terhadap bobot berat badan saya. Untuk itu, saya harap ada yang bisa memberikan solusi mengenai ini. Saya hanya ingin menutupi kelebihan diri yang saya punya ini supaya tidak di cap sebagai orang yang sombong. Sekian Confession Of excess my self. Apabila suatu saat nanti saya merasa mempunyai kelebihan unik yang lain pasti saya akan ceritakan kembali disini. HAHAHA…

Kamis, 10 Juni 2010

HITAM PUTIH

Apa yang terfikir saat kamu melihat orang yang kamu benci atau orang yang kamu tahu dia sangat membenci kamu? Buang muka, pura-pura ngak lihat, atau kalaupun pas bertatapan langsung tanpa bisa menghindar kamu pasti akan memaksa bibir untuk tersenyum walau terkesan mencibir. Perasaan benci pasti selalu di identikan dengan rasa sakit hati yang sebelumnya pernah di alami. Entah itu karena cemburu, merasa kalah bersaing, pernah dikhianati atau gagal untuk memiliki apa yang sekian lama menjadi obsesi. Tapi, apapun alasannya menanam benih kebencian terhadap orang lain bukanlah perbuatan yang bisa dikatakan benar. Aku setuju ketika mendengar kata-kata sederhana itu dari seseorang yang biasa aku panggil Kakak, padahal umurnya sebaya denganku, tingginya juga sama tapi, aku menghormati dia sebagai sosok yang lebih dewasa. Semua itu terlihat dari cara berfikirnya, cara dia memberikan solusi dari setiap permasalahan yang biasa aku keluhkan padanya. Aku banyak belajar ilmu hidup dari dia. bagaimana cara dia menahan emosi ketika dia marah, menyalurkan kesedihan disetiap aktifitas ibadahnya, menumbuhkan pemikiran positif disela-sela makian orang-orang didepannya.

Dia bagai sekolah tanpa ruang belajar, bagai yayasan pendidikan tanpa bayaran tiap bulan, bagai guru tanpa omelan. Saat ini aku menatapnya lekat. Aku mencoba bertanya ini itu padanya, mencoba mendapatkan solusi yang ditawarkannya, solusi yang memang aku butuhkan saat ini. Aku sadar di dunia ini bukan cuma aku yang punya masalah tiap orang hidup juga pasti punya masalah, dari masalah yang ringan sampai yang berat mungkin juga ada yang sampai bikin kepala pecah atau memang sengaja dipecahkan oleh orang yang punya permasalahan dalam arti kata bunuh diri. Sekarang beritanya banyak kok di koran dan di televisi..

Tapi, aku ngak gitu dan mudah-mudahan ngak pernah berfikir seperti itu. Makanya, untuk menghindari adanya kemungkinan itu aku lebih banyak bercerita sama Kakak. Aku sengaja ngak cerita sama sahabat-sahabatku dikampus atau sama sohib lengketku sewaktu SMA yang sampai sekarang masih keep contect apalagi sama orangtuaku. Kasian mereka, mungkin juga permasalahan hidupnya lebih berat dari aku, karena aku merasa ngak bisa meringankan jadi aku ngak pingin menjadi beban yang lebih memberatkan. Untuk itu, aku lebih sering cerita sama Kakak, aku yakin deh dia ngak mungkin keberatan, dia malah seneng bisa jadi sisi positif disaat aku terus-terusan berfikir negative.

Saat matahari terlihat menghadap barat, langit biru sudah mengurangi pancaran terangnya, warna biru terangnya kini sudah berganti jingga. Mukena baru saja aku lipat setelah menyelesaikan fardu ashar, kini langkah kaki siap mengayun kearah ruang tamu. Disana Kakak sudah menunggu. Aku tersenyum saat menatapnya, memuji kesabaranya karena telah mau menunggui seorang yang lelet sepertiku ini. Kini gantian dia yang menatap wajahku seakan tidak sabar lagi ingin mendengarkan segala keluh kesahku yang sudah kusimpan seminggu ini. Kemarin-kemarin aku lagi banyak tugas kuliah maklum sudah mau mendekati ujian jadi ngak sempat mengatur waktu untuk bertemu dengannya. Yah, seminggu kemarin memang jadi hari-hari yang memuakan di kampus. Banyak kekesalan-kekesalan yang aku pendam dan siap meledak. Tapi, sebisa mungkin aku tahan itu aku lakukan demi Kakak karena jika kata-katanya sudah tidak lagi aku dengar dia bisa sedih dan kecewa. Mungkin dia akan merasa dirinya gagal telah menjadi Kakak yang baik untukku.

Pokoknya jangan pernah mulut kamu memaki atau menghina orang lain untuk meluapkan segala kekesalan yang ada dihatimu, karena belum tentu kamu lebih baik dari orang yang kamu maki dan hina tersebut. Itu kata-kata yang terus-terusan diulang olehnya. Mungkin maksudnya agar aku selalu ingat tapi, terkadang bosen juga ngedengerinnya habis terkesan terlalu munafik. Yaaa, namanya juga orang lagi marah, apalagi kalau segaja dipancing amarahnya jadi, wajar dong kalau sampai meledak-ledak. Ekspresi orang marah memang beda-beda. Ada yang reflex langsung nyebut nenek moyangnya kaya monyet lu, kingkong, megantropus palaeojavanicus, pithecanthropus erectus atau manggilin piaraannya kaya woii…iblis, setan, kuntil anak, gundoruwo, kolor ijo. Selain itu, juga ada yang rajin untuk ngabsenin satu-satu hewan margasatwa yang ada di bonbin. Itu hanya sebagian luapan amarah lewat lisan, sebagian orang juga ada yang lebih memilih langsung main bogem, ngajakin gulat atau summo. Itu semua pilihan. Bagi mereka yang susah mengeluarkan ekspresinya lebih memilih diam. Istilah diam itu emas menjadi panutan tapi, mungkin cara itu ngak pernah bertahan lama. Dua atau tiga tahun dipendam dipastikan hal itu akan menjadi boomerang bagi dirinya sendiri. Tensi darah bisa naik, sering punya masalah dengan migren, atau yang parah bisa terkena stroke instant. Satu-satunya cara mengekspresikan luapan marah tanpa efek samping adalah curhat. Pilihannya bisa dengan orang-orang terdekat. Keluarga, pacar, atau sahabat. Sebelum curhat pilih juga waktu yang tepat, kondisi yang tepat dan lihat mood orang yang ingin di ajak curhat. Supaya pada saat sesi curhat berlangsung, ngak ada istilah curcol dari si pendengar curhat.

Kalau Kakak memang selalu menjadi pendengar yang baik sama seperti sore ini. Aku muntahkan semua kekesalanku, ku kuras semua unek-unek yang telah seminggu ini aku tahan. Semuanya…yah, semuanya sampai benar-benar rasa kesal itu habis. Rasa amarah itu hilang. Kini aku bisa tersenyum melihat kearahnya. Sorot mata yang tadi geram berangsur tenang, wajah merah padamnya terlihat memudar. Aku tidak lagi marah sekarang, rasa itu hilang berganti kesabaran. Aku lulus ujian, ujian mengatasi egoku sendiri, padahal bisa saja pada saat amarah itu datang aku segera menjambak rambut orang yang membuatku kesal, aku pukuli dia, aku maki-maki tepat di mukanya. Aku keluarkan segala jurus bela diri yang telah kupelajari setiap kamis – sabtu. Biar tulang-tulangnya patah dan mulutnya tidak bisa lagi menghina. Tapi semua itu tidak aku lakukan.

Kata Kakak amarah sama halnya dengan setan, kesabaran adalah malaikatnya. Setiap manusia pasti punya kedua sisi tersebut. sisi baik dan sisi buruk. Semua tergantung manusia itu sendiri mau mengelolah dirinya untuk lebih dominan mempunyai sisi positif atau sisi negatif. sama juga seperti Aku dan Kakak. kami adalah satu jiwa yang sama, tapi berbeda cara pemikiran. Itu bisa aku rasakan saat aku sedang diam, mencoba introspeksi dari setiap hari yang sudah aku lalui. Menilai perbuatan yang sudah aku lakukan sendiri. Kadang rasa bersalah dan malu itu datang saat aku harus berhadapan dengan Kakak. Kepribadiannya begitu bertolak belakang denganku. Aku ingin menjadi seperti dia walaupun tidak bisa sama seluruhnya, tapi minimal aku berharap. Aku sebagai sisi hitam tidak ingin lebih dominan dari Kakak yang memang menjadi sisi putih dari kepribadian dan jiwaku yang lain.

Selasa, 08 Juni 2010

KETIKA ALAM BICARA


Selamat datang para penghuni bumi ini, silahkan menikmati pertunjukan dari alam yang kau tinggali ini, saya belum pernah lihat mahasiswa-mahasiswi berdemo atau aksi dengan membawa bendera organisasinya, lalu dengan lantang berbicara bahwa kita semua seharusnya peduli terhadap tanah tempat tinggal kita (bukan peduli terhadap bank century atau seperti kasus kriminalisasi KPK) yang kemudian teriakan tersebut dibarengi dengan lempar-lemparan batu dengan aparat kepolisian, aksi bakar ban ditengah jalan sehingga menimbulkan kemacetan.

Dan pernahkah kamu berfikir bahwa alam bisa saja cemburu dan ingin juga diperhatikan. Lalu, tindakan apa yang harus dilakukan untuk menjaga alam. Semoga idealisme-mu bisa membuat alam ini lebih lestari, lebih merasa dicintai oleh penghuninya sehingga tidak sedikit-sedikit tersinggung lalu berguncang yang kemudian menimbulkan korban berjatuhan. Beraspirasi, mengomentari tindakan orang lain memang menyenangkan. Tapi, kalau kita dikomentari oleh alam tentang tindakan kita terhadapnya (alam), paling tidak dengan teguran yang berupa longsor yang terjadi di Kab. Garut, Longsor di Ciwidey, Banjir bandang, Gempa di Jogja dan Padang. akibatnya bukan hanya tempat tinggal atau harta yang hilang tapi juga nyawa para penghuni bumi yang ikut melayang. Jadi selamat berkoar-koar dijalanan. Selama itu dipersilahkan, Selama tanah yang kau injak ini masih sudi untuk kau tapaki.

* Tulisan ini di buat sebagai rasa empati atas banyaknya bencana alam yang terjadi di tanah ibu pertiwi.

PDA

Bukan, ini bukan handphone canggih alias smartphone, tapi Public Display Affection, alias mengumbar kemesraan di depan umum. Hmm…memang sih kalau lagi jatuh cinta, dunia memang serasa milik berdua yang lain cuma ngontrak. Pinginnya ngak jauh-jauh dari pacar, pingin selalu lengket dan mesra. Mau di mall, pas lagi nonton bioskop, disekolah/kampus bahkan juga dirumah apalagi kalau pas lagi ngak ada bokap nyokap. Hehehe…ini juga pernah gue alamin. Yang belakangan ini juga jadi hal yang paling gue sesalkan karena sebenarnya gue sangat ngerasa risih kalau ngeliat sepasang muda-mudi yang lagi pacaran terus bikin adegan mesra sendiri di depan mata gue. Huekkzz!! Asli gue bukannya iri karena sekarang gue lagi ngak punya pacar tapi, pas diliatnya itu lho…iiih, jijik banget. Sekarang ini gue jadi sadar mungkin dulu orang-orang juga berfikir serupa tentang gue dan pacar sama kaya apa yang gue pikirin sekarang.

Adegan delapan belas tahun keatas ini terjadi di atas gerbong kereta. Si cewek terlihat asik ngegelayut mesra di pundak pacarnya. Si cowok juga ngerespon dengan memeluk pacarnya erat dari belakang. Gue ngak tau apa yang sedang mereka pikirkan tapi, kondisi di atas gerbong kereta yang pada saat itu penuh walaupun ngak sesak seperti biasa kayanya ngak ada ngaruhnya buat mereka. “Cinta oh, cinta betapa indahnya.” Mungkin kira-kira cuma itu yang ada di otak mereka, sehingga mereka ngak sadar betapa banyak pasang mata yang sedang memperhatikan mereka tentunya dengan perspektif yang berbeda-beda.

Gue sebenarnya males ngeliat tapi, mau bagaimana lagi karena posisi gue yang pada saat itu duduk tepat banget menghadap kearah mereka yang ngak kebagian duduk dan berdiri didepan gue. Yah, gue pikir daripada mubazir ngak ada tontonan lain akhirnya gue liatin deh tontonan gratis di depan gue. Hahaha…

Kemesraan diatas gerbong kereta terus berlanjut, tangan Si cowok masih memeluk erat tubuh pacarnya. Tapi, pas gue perhatiin kayanya ada sedikit keanehan karena mata Si cowok yang tadinya normal-normal aja sekarang jadi terlihat merem-melek, bibir Si cowok juga sudah menciumi pundak serta leher ceweknya. Nah, respon ekspresi muka Si cewek masih biasa aja, tapi tangannya langsung dimasukan kedalam kantong jaket yang di pakai cowoknya. Sekarang gantian tangan Si cowok yang bergeriliya. Tangannya yang tadi erat memeluk tubuh bagian pinggang ceweknya kini mulai turun-turun, terus turun dan makin turun. Sampai tangan itu berhasil menggapai retsleting celana levis Si cewek. Kemudian dibukanya pelan-pelan, terus berusaha membuka perlahan sampai kira-kira sudah berhasil terbuka setengah tiang. Gue sempat juga tengak-tengok mengira apakah adegan ini cuma gue doang yang ngeliat atau enggak tapi, pas gue menengok ke sebelah kanan ternyata ada bapak-bapak setengah baya yang kepala depannya udah botak juga sedang melihat adegan itu dengan tatapan mata kearah retsleting dengan amat serius.

“kira-kira apa yah warna celana dalem yang Si cewek pakai?” mungkin itu yang ada di otak si bapak-bapak, tebakan gue.

Tapi, tampaknya hasrat keingintahuan itu tidak jadi tercapai karena rupanya Si cewek tersadar dan buru-buru menaikan retsleting celananya. Kini wajah si bapak terlihat sedikit kecewa. Gue hanya tersenyum simpul. Si cowok yang merasa gagal nampaknya tidak langsung berputus asa. Tangannya kembali bergeriliya turun lagi, terus turun dan makin turun lagi. Kali ini bukan retsleting tujuannya tapi langsung masuk kedalam T-shirt yang dipakai ceweknya. Saat Si cewek tersadar tangan cowoknya ditempatkan kembali dipinggang. Begitu seterusnya sampai lima kali percobaan.

Gue ngeliatnya jadi geregetan, kalau memang ngak boleh masuk ke danger area kenapa ngak langsung bilang sih, kenapa terkesan masih memberi kesempatan bahkan sampai lima kali kesempatan.

Lalu adegan selanjutnya, beneran deh saat ini gue jadi berasa nonton film Titanic tapi, versi di atas gerbong kereta bukan di atas kapal pesiar yang mewah. Bagai Jack dan Ross mereka berdua menghayati adegan tiap adegan. Mungkin dianggapnya gue dan penumpang lainnya dikereta hanyalah segerombolan lumba-lumba yang menjadi saksi betapa cinta mereka sangat dalam sedalam samudra. Dan kali ini gue beneran menutup mata, gak mau liat. Gue memang pernah mesra-mesraan sama pacar tapi ngak se-extrime ini. Jijik gue ngeliatnya. Masalahnya kenapa harus di hadapan orang banyak. Kenapa sih ngak kalian nikmati aja berdua. Kenapa ciuman harus di pamerin di depan orang satu gerbong kereta. Memangnya gak ada tempat lain yang sepi kan bisa di kuburan atau di dalam lemari baju gitu.

Saat gue lagi ngedumel sendiri tibat-tiba ada ibu-ibu berjilbab yang teriak “Eit…eittt…” bagai sutradara yang menyuruh menghentikan adegan syuting pemainnya karena dianggap kurang sesuai dengan apa yang sudah disekenariokan sebelumnya. Tapi, kalau kedengeran di kuping gue Si ibu berjilbab itu teriak “cut…cut…adegan melebihi keromantisan di sekenario, harap ulangi adegan” Lha, ngak tau kenapa pas mata gue melek kedua muda-mudi yang sedang dimabuk cinta itu bersiap ingin turun dari kereta dengan wajah merah tomat.

Ketika mereka benar-benar turun. Gue langsung menoleh kearah bapak-bapak berkepala setengah botak tadi, dia juga sama sedang melihat kearah gue. wajah dia, gue dan mungkin wajah beberapa penumpang kereta yang lain sedikit kecewa. Yah, ending filmnya berakhir di stasiun tebet. Padahal kereta ini mengakhiri perjalanannya sampai ke stasiun Bogor.
***
Setelah gue mengalami sendiri, nyatanya memang risih banget ngeliat gaya pacaran orang yang extrime. Kesadaran ini muncul udah lama jauh sebelum gue melihat sosok Jack dan Ross versi gerbong kereta itu. Gue mikirnya percuma memang pelukan atau ciuman tapi, ngak ngejamin hubungan pacaran bisa awet seperti yang diharapkan. Malah bisa bikin image diri sendiri terlihat buruk di depan orang. Kalo bener hubungan pacaran langgeng sampai kepernikahan, kalo ternyata putus di tengah jalan? Apa itu ngak jadi hal yang merugikan buat kaum Cewek? Pasaran bisa turun, belum lagi image sebagai cewek ‘gampangan’ sudah telanjur melekat. Waduh…bisa-bisa cowok lain bakal mikir dua kali buat ngejadiin pacar. Itu kata-kata yang selalu gue inget dari Yudi, dia sahabat gue, asli anaknya care banget bukan cuma sama gue tapi, sama sahabat ceweknya yang lain juga begitu.

Setelah wejengan itu, dalam pacaran gue selalu Keep alert dalam artian selalu naker kalau kemesraan sudah terasa berlebihan. Kalo gue sendiri gak bisa control, gue mendingan pacaran ngajak teman kaya double date gitu. Pacar memang kadang protes. Tapi, the more, the merrier deh. Makin rame, makin kecil pula keinginan/kesempatan buat bermesraan. Karena gue ngak mau aja, apa yang gue pikirin tentang Jack dan Ross versi gerbong kereta ternyata itu juga menjadi pikiran yang sama dari orang lain ke gue.

Minggu, 30 Mei 2010

Apa sih lu panggil gue ALAY???!!


Akhir-akhir ini kuping gue sering banget ngedenger istilah ALAY. kayanya kata-kata itu memang sedang memasuki ranah popularitasnya dikalangan anak muda zaman sekarang bahkan mungkin akan segera mengeser istilah kata lebay yang udah lebih duluan terkenal. Gue pribadi sih memang ngak begitu perduli terhadap perkembangan istilah gaul yang beredar dikalangan teman-teman yang rata-rata sebaya sama gue. Apalagi sampai minat mengikuti perkembangan istilah gaul itu sendiri dengan membeli kamus khusus istilah bahasa gaul terbaru. Bukannya karena gue ngak gaul tapi, terkadang gue mikir sendiri ngapain sih nerapin istilah bahasa gaul dalam bahasa sehari-hari yang mungkin kita sendiri aja masih samara-samar ngertiin apa arti dari istilah bahasa gaul itu. Nah, jangan sampe deh kita ingin di liat gaul tapi, justru jadi terlihat ngak gaul.

Dengan seringnya kata ALAY di pake sama banyak orang justru jadi kedengeran annoying dikuping gue. Ngak tau kenapa gue jadi benci banget sama kata-kata ALAY.

Alasannya ???
Karena kata-kata itu dijadiin sebagai senjata untuk mengucilkan orang yang dikatain sebagai SI ALAY.

Sebodo amat. Lo mau bilang gue ngak gaul, ngak ngikutin zaman, sok berhati malaikat, sok suci, whateverlah. Yang pasti gue ngak suka dengan kata ALAY.

Arti kata ALAY sama lebay tuh beda banget walaupun memang sama-sama diidentikan negative karena mengandung unsure untuk merendahkan orang lain. Tapi, menerut gue orang yang nyebut orang lain dengan kata lebay (prilaku yang dinilai orang lain berlebihan/aneh) masih jauh lebih berhati nurani dibandingkan sama orang yang ngatain orang lain dengan panggilan ALAY

Pernah sekali waktu gue ngedenger temen gue yang ngasih julukan ke orang lain (temennya) dengan panggilan SI ALAY. Terus gue langsung nanya ke temen gue itu “kenapa sih kok lo manggil dia SI ALAY??” kemudian di jawab sama temen gue itu dengan ekspresi muka yang asli ngeselin banget “abis itu anak memang ALAY alias norak bin kampungan” katanya sambil ngakak sendiri.

Gue yang disampingnya boro-boro mau ikutan ngakak. Gue sendiri aja malah mikir “nih orang udah melakukan pembunuhan karakter dengan ngatain orang laen ALAY sembarangan tanpa merasa berdosa pake ngakak segala lagi”. Sebenernya lebih menyedihkan mana sih orang yang dinilai kampungan atau orang yang dinilai ngak berperasaan sama orang lain???

Jumat, 28 Mei 2010

Berkah nama "DISTYANI"

Ini cerita waktu gue lagi jalan-jalan bareng sama teman SMA gue ke sebuah mall di daerah Tangerang, saat itu gue dan dua teman gue lagi ngantri di loket pembelian karcis film Iron Man 2 antriannya memang lumayan panjang tadinya gue sempet pesimis bakal kebagian tiket itu. bayangin ajah udah nunggu setengah jam di barisan antrian belum juga nyampe depan loket sedangkan film bentar lagi bakalan mulai. Nia, teman gue menyarankan buat kita nonton film yang lain, yang antriannya ngak sepanjang ini. muka dia sempat keliatan bete juga "abis mau nonton film aja ngantrinya udah kaya kaum du'afa lagi ngantri daging pas hari raya Idul Adha di mesjid Istiqlal" katanya mencak-mencak. tapi, Ira sama Debby sebodo amat "untuk mendapatkan apa yang kira mau memang perlu perjuangan" ucap mereka yang disambut dengan jitakan dari gue. Masalahnya gue juga sependapat sih sama Nia. ngapain ngantri film Iron Men 2 sampe betis bekonde kaya gini walaupun katanya itu film bagus banget.

Empat puluh menit berlalu masih ngantri juga, akhirnya timbullah pikiran licik dari kita-kita biar bisa cepat nyampe ke antrian paling depan. lalu keluarlah Ira dari barisan antrian kepalanya celingak-celinguk kaya maling jemuran terus ngak lama matanya tertuju sama cowok ngak begitu ganteng sih tapi lumayan lah buat jadi tukang ojek pribadi. Cowok itu ngantri sendiri (sepengelihatan mata gue ngak ada temannya, pacarnya, atau nyokapnya yang diri di dekat dia) Cowok itu diri di deretan tiga paling depan terus dengan tampang ngak tau malu Ira nyolek-nyolek cowok tadi sambil bilang ;
        "Mas-mas...mau nonton Iron Man 2 juga yah?"
Si cowok yang di colek ngangguk-ngangguk, senyum-senyum juga ke Ira. Gue dan anak-anak lain yang merhatiin usaha Ira dari jauh cekakak-cekikik aja yakin pasti cara ini berhasil, soalnya Ira memang punya modal tampang cantik kalau cuma buat minta tolong sama cowok hal-hal sepele pasti itu cowok ngak bakalan lah nolak
        "Mas, boleh nitip tiket ngak? habis antriannya panjang banget nih biar cepat. tolong yah..." Bisik Ira,  mukanya di melas-melasin biar tuh cowok simpatik lalu mau nolongin.
 Baru si Cowok mau ngambil uang gobanan yang Ira sodorin lalu, pas di belakang Ira ada cewek yang tampangnya jutek dengan tanduk devil di kepalanya megang tangan Ira.
* Ira kaget.--
"Jadi cewek ganjen banget sih lo ngegodain pacar orang" kata cewek yang tampangnya jutek tadi dengan bacot yang kenceng banget. Semua orag disitu yang ngedenger langsung ngeliat kearah Ira. Gue, Debby, Nia, Oka, Boy buru-buru nyamperin Ira takut dia di jadiin perkedel sama si Cewek tampang jutek. Debby yang juga punya bacot ngak kalah keceng ngebelain Ira dengan bales ngata-ngatain si Cewek tampang jutek dan Taraaa...!!! jadilah suasana yang sangat tidak kondusif, dari jauh gue ngeliat Satpam yang lagi dari tadi diri anteng di depan pintu masuk kini mulai beranjak untuk nyamperin kita-kita.
Mampus dah, dapet tiket nonton kaga yang ada ini mah kita bakal di geret menuju pintu keluar sama Satpam rame-rame. Eh, sebelum kenyataan itu bener-bener terjadi. tiba-tiba ada yang teriak-teriak
 "Hay, Distyani...Distyani..." 
Gue yang memang ngak ngerasa bernama Distyani cuek bebek aja (karena real name gue bukan Distyani). sampai akhirnya Nia ngasih isyarat mata kalau yang lagi di panggil - panggil itu dari tadi gue.
Pas gue nengok, yang manggil cowok dari balik loket penjualan tiket nonton film. terus gue nyengir bingung masih mikir-mikir itu orang siapa dan gue kenal dimana. lalu, gue nyamperin juga.
"Sorry, siapa yah?" kata gue
"Andre. Inget ngak?" katanya.
"Andre siapa?" tanya gue lagi.
"Yah, belagu banget sih, baru tadi malem kita ngobrol di room chat yahoo" katanya pasti. mukanya ngeliatin gue seakan memastikan dia lagi ngak salah orang.

--- ekspresi gue. kaget...malu...bingung...ngak nyangka itu orang bisa segitu ngenalinnya muka gue.---

Seinget gue, nama Andre memang ngak asing kedengerannya. Gue memang udah sebulan ini kenal orang yang mengaku namanya Andre lewat chat di yahoo massanger. sempat tukeran facebook buat saling liat profile dan fotonya. hihihi...tapi, sebatas just friend karena si Andre termasuk salah satu dari sekian banyak temen ngobrol gue di dunia maya yang nyambung di ajak ngobrol. Jujur memang gue ngak terlalu inget dan perhatiin detail teman-teman gue di dunia maya. Bagi gue mereka cuma teman ngobrol ngarol ngidul buat ngilangin stress di waktu senggang gue. waktu ngobrol via chat juga paling lama cuma sejam. lebih dari itu nothing.
"Langsung beli tiket di gue aja, biar ngak ngantri" kata Andre menawarkan.

Akhirnya, gue sama teman-teman yang lain ngak jadi mempermaluan diri gara-gara di usir Satpam. ngak perlu ngantri lama-lama lagi buat beli tiket Iron Men 2. Ngak perlu ngeladenin bacot si Cewek tampang jutek. dan bisa segera masuk kedalam ruang teater film bioskop untuk nonton film Iron Men 2 dengan tenang.
Say to thanks for DISTYANI deh. hehehehe...

Kamis, 27 Mei 2010

Asli Bikin Keki...!!


Hari ini jujur aja hati Gue lagi panas baget bahkan sampai membara jadi rasanya nyesek-nyesek gimana gitu di dada. Perasaan gak enak ini Gue simpen sedalam-dalemnya biar gak jadi ribut. berusaha Gue tahan-tahan biar gak meledak. Yah intinya Gue pingin semua berjalan baik-baik aja. Tapi, rasanya cukup susah karena tekanan dari orang-orang disekitar ternyata makin menjadi-jadi sampai bikin darah gue naek turun, hidung gue kembang kempis dan mata gue kedutan melulu. hehehe...(lumayan nyoba menghibur diri sendiri).

Gak tau yah...masalahnya apa dan Gue punya salah apa! pokoknya Gue ngerasa sekarang beberapa temen Gue, yang biasa jadi kawan sepermainan dikampus lagi pada ngomongin Gue, nyela-nyela Gue, menghina-hina Gue. dengan kata-kata parah yang kalo lo baca sendiri juga bakal bikin kuping dan hati lo panas (seandainya aja lo merasa bahwa kata-kata itu tertuju buat elo). Istilah trend bahasa saat ini bisa dikatagorikan sebagai pebunuhan karakter terhadap diri Gue. Masalahnya imege jelek yang di peruntukan buat gue gak dinikmatin sama dia sendiri tapi juga buat orang lain (di omongin dah tuh ke temen-temen gue yang lain) jadi kayanya semua jadi ikut musuhin Gue.Ngak tau ini cuma perasaan Gue doang atau bagaimana tapi yang jelas sindiran-sindiran itu udah nyampe ke kuping Gue dan sakit rasanya.

 Awalnya Gue slow-slow aja karena ngak mau ribut sama temen sendiri coz kedudukan temen dimata Gue itu berharga baget. Temen itu relasi bagi Gue makin banyak temen bearti makin banyak rezeki (bukan makin banyak anak banyak rezeki) karena gue belum nikah!

Gue coba positif thingking & bertanya dalam hati kenapa yaa temen gue bisa marah sama Gue? makanya Gue usaha introspeksi diri sebelum mulut Gue berkoar-koar marah-marah ke orang lain. Usaha yg gue lakukan ; saat berpapasan sm mereka gue berusaha tetep negor dia (biarpun dia plengas-plengos gak jelas ke Gue) itu Gue lakuin supaya Gue gak dianggep "nyolot" karena Gue juga gak demen ada orang yang sok nyolot di depan Gue. tapi reaksi yang Gue dapet cool2 aja. whatever-lah...yang penting ada niat rujuk dari gue. Usaha lainnya Gue juga sempet tanya apa salah gue secara live ke dia tapi, adem ayem aja seakan gak terjadi apa-apa. dan Gue mikir mungkin aja dia ngak enak kalau ditanya langsung jadi gue inisiatif berkirim SMS dan FB untuk menanyakan hal yang sama tapi jawabnya “Ngak ada apa-apa dan gak ada yang marah TITIK" Okelah kalau be-be-bebegitu....jadi Gue anggap aja semua cuma salah paham. Jadi Gue masih slow-slow kaya biasa

Gak taunya tanpa tedeng aling - aling atau tanpa ada angin dan hujan hari Rabu (5 Mei 2010) gue ditunjukin SMS sama Yessi isi SMSnya kira-kira begini “Kalo mau ngajakin gw battle 1 lwn 1 ngomong langsung aj, Gue ngak takut jangan mentang-mentang badannya gede”

---setelah baca jujur aja gue gak marah tapi, shock + sedih soalnya baru beberapa menit lalu gue sempet Chat sama dia di FB dan responnya baikkk bgt jadi gue bingung sendiri Lho, kok bisa berubah dalam waktu beberapa menit. Fffhhh....!!! Tapi, kalo diinget tentang ajakan battle itu. Gue malah jadi cekakakan sendiri bukannya sombong nih. SMP Gue juara 2tingkat putri se-Jayabaya dalam pancak silat candrabirawa. dan SMA Gue masih mengeluti orga beladiri sejenis tapi, nambah 2setle lg : yang 1 Salsabila (ilmu beladiri + kepekaan gitu) pernah tanding tingkat se-jawabarat tapi, kalah!hehe...dan satu lagi taekondow sampai sabuk merah. jadi sempet merem melek juga ngebayangin battle 1 lawan 1. HaLaaaahh…

---Dan selanjutnya, ini gak kalah bikin Gue jadi sempet naik darah. Via FB mereka nyindir-nyindir Gue kaya gini isinya:---
(tertulis di status FB Ria)
Hmmm...
Makin mEnggiLa aj tuh orAng..
Makin skate-kate aj tuh Dajal.. (Buseeettt! Gue dibilang Dajal. yaa..allah!!!)
Weww.. Maenny kucing2an neh..
Hihihi..
Mreka gag tw aj ,kalo kucingny tuh justru yg lg mreka alem a.k.a (miss bartender), mreka gag tw aj kalo lg sm kita jg,dy jg ngbahas mreka..
Ck.. Ck,. Ck..
Yasudalah ,kuliah dlu yg beneR, jgn aLay ..
Peace yo..

**(dan comment2 dibawahnya)**
-    orang alay mah susah sas di sindir kayak gini juga gak berasa ati2 kucing bs jd macan. hahaha (Pani)
-    gaK usah disindir bilang langsung aja, Pan...better tuh:) ---ini comment gue ke dia, dan dibales
-    Woy.. Udah udah..Pd ngOmong aj seh langsuNG . Malu sindir2an lwt FB (Ria)
-    iya setuju ama Rahwa ngomong langsung aja. biar lebih better kan wa. hehe (Pani)

Nah gue jd bingung blzannya napa kaya gini. seakan oke2 aja.

Selain itu, ada juga yang lebih gentle comment lgsung di FB gue : dengan kritik pedas Doni comment ke Gue. kalah dah saos sambel ABC pedasnya. tapi, karena hidup gue biasa berorganisasi beda pndpat & kritikan sama sekali ngak jadi masalah buat gue. malah gue salut. Hehehe*

UJUNG MASALAH : sebenernya Gue sendiri ngak tahu salah Gue apa ke mereka 'secara' Gue udah tanya tapi, mereka ngak pernah jawab dengan blak-blakan. Gue sendiri jadi bingung dan hanya bisa menerka-nerka. Hal ini bermula dari Selasa, tanggal 20 April '10 pas itu Yessi (salah 1tmn gue juga) kebetulan ulang tahun. Nah, tuh anak memang baik banget sama Gue karena rajin ngingetin Gue spy ngak dateng telat ke kampus, suka pinjemin Gue pulpen dan suka juga pinjemin Gue duit kalo Gue bener2 lagi kepepet (tapi, asli di balikin lagi koq) hehhe...jadi pas dia ulang tahun kebetulan banget pas Gue lagi gak punya duit tapi, Gue juga ngak enak kalo sampai ngak bisa kasih apa-apa ke dia. Jadi Gue usahain buat ngilik-ngilik celengan akhirnya Gue bikin dah puding buat dia. Dan rencana ini sempet juga Gue bilang ke Ria (supaya terkesan kami bareng2 yang mau bikin kejutan buat Yesi bukan Gue doang) tapi, gak tau kenapa lain niat lain tanggapan. Nah, pas tanggal 20 April itu juga keadaan udh mulai ngak enak. koq jadi misah-misah gini ada apa pikir Gue begitu. DIMANA KESALAHAN GUE???

Lanjutanya, Senin 26 April si yg ultah rencananya mau traktik kita-kita (semua diajak) tapi, entah alasan apa gue ngak tahu detailnya Ria, Doni, Pani gak ikut. Nah, kalo Gue mah ikut2 aja namanya juga mau di traktir. Hehe…Traktiran ke-2 Jumat,30 April kali ini dalam rangka Ultahnya Intan (temen gue juga) kalau sama dia memang Gue baru deket beberapa bulan ini tapi, tuh anak memang baik banget sama gue. Pokoknya kalo Gue lagi susah pasti dia ikut bantuin dah Nah, gue ini termasuk tipe orang yang kalo dibaikin terlaluuuu baik bgt jadi suka ngak enak hati sendiri (coz kata nyokab Gue kalau ada yang baik sama kita balaslah dengan kebaikan lagi biar pertemanan ada harmonisasi take and give-nya) dan nyokap juga nyaranin buat bikinin Intan blackflores. kenapa harus bikin kue? karena kalau Gue beli kado Gue bingung harus kasih kado apa dan gak mungkin juga Gue kasih kado yang belinya cuma di TM doing. Untuk kedua kali jadilah gue ngilik-ngilik lagi karena nyokab Gue cuma bantuin bikin doang dana tetep dari Gue sendiri. CACING! Dan sekali lagi Ria, Pani, Doni jg ngak ikut acara ini tapi, Gue sempet tanya ke Intan "semuanya lo ajak, kan?" Gue sih ngak meragukan kalau Intan ngak ngajak mereka Wong, jangankan temenya. Adik2 temenya jg diajak traktir koq. jadi, sampai sini gue juga gak berfikiran apa-apa apalagi curiga bahwa sedang terjadi perselisihan

Nah, dari Senin 20 April 2010 sampai hari inilah keadaan masih runyam kaya yg gue ceritain tadi  gue juga masih belum tau kenapa mereka marah ke Gue + pake acara nyindir-nyindir segala padahal pas ditanya apa salah gue gak ada yang jawab blak-blakan. Harusnya knp bukan yg ultah yg dimusuhin (anggap aja itu sur...sur...surpriseNya), KENAPA GUE? SALAHNYA DIMANA?Apa gara-gara gue sok-sok -an pakai bikinin kue segala??? jadi dianggap sok baik atau apalah…Kalo itu pangkal masalahnya maaf yah Yesi...Intan...Gue harus bilang (bukan berarti Gue gak menghargai kalian) tapi, mendingan Gue gak usah bikinin apa-apa kalau ujung2nya kok Gue yang jadi kena getahnya. Yaaaaaa Nasib!!


OYA...gue sengaja ngak pake inisial nama coz kL syukur2 orgnya baca gue pingin ada klarifikasi ttng dmna letak kesalahan gue. 

Rabu, 26 Mei 2010

Muak dengan semester ini

I Hate Monday....I haTe Monday...Verry hatE Monday!!! Hueeekkkz....

Itu yang tiap hari gue ucapain di dua semester belakangan ini, terlebih di semester delapan ini yang seharusnya jadi smester terakhir buat gue tp, nyatanya tuhan berkata lain. Yah, harusnya memang gak usah bawa-bawa tuhan karena memang gue nya aja yang rajin bolos. Di smester ini berangkat ngampus adalah rutinitas yang penuh siksaam bagi gue. Ngak tau awalnya dari mana. tapi, yang pasti gue udah muak dengan satu tahun belakangan ini. Aktivitas organisasi gue di kampus memang menurun drastiss sampai tak satu pun lagi gue terlibat di dalamnya. Yah, hanya ada satu organisasi extern kampus (pers mahasiswa se-JABODETABEK) yang masih gue ikuti, itu juga ogah-ogahan. Parahnya...efek bolos yg gue lakukan membuat nilai gue mulai anjlok sampai gue bingung mau memperbaikinya dari mana, muka dosen-dosen di kampus aja terlihat kaya zombi semua di mata gue jadi, mau mengikuti proses belajar dengan tenang dan nyaman juga rasanya sulit. teman-teman dikampus juga terasa jadi Bossy, main perintah, main caci, main marah tanpa sebab, semua berasa salah aja apa yang gue lakuin buat mereka. lenggap lah sudah. Pokoknya gue merasa orang-orang yang ada di sekitar gue ini isinya para banci semua yang gampang tersinggung, langsung marah kalo di colek sedikit aja. gak tau lah kenapa! males juga gue mikirinnya.

Kamis, 20 Mei 2010

Cantik tapi, tak menarik

Kalo kata cantik memang selalu identik dengan paras wanita yang sempurna dengan mata bulat, bulu mata lentik nan indah, hidung mancung, kulit putih, tubuh proposional, rambut lurus panjang terurai, kaki jenjang, alis tebal, bibir merah merona. pokoknya ala model banget dah. cewek mana sih yang ngak mau di bilang cantik. kalaupun terdapat kekurangan dalam dirinya (secara fisik) pastilah cewek itu berusaha menutupinya dengan make up, dengan seringnya ke salon atau extrimnya berani merubah bentuk yang kurang sesuai tersebut dengan oprasi plastik. pokoknya apapun dilakukan cewek agar terlihat cantik. tapi, permasalahannya apakah dengan modal cantik paras saja sudah bisa dikatakan menarik?

ini yang memang lagi hot-hotnya dibahas sama sobat-sobit gue, sekedar info gue memang punya geng yang dikasih nama "kecap" kepanjangan dari kece mantap dan kenapa di kasih nama kecap bukannya saos, mentega, obat atau cuka? jawabanya simple karena rasa kecap manis, sedangkan rasa saos pedas, rasa mentega asin, rasa obat pait dan rasa cuka kecut. hehehe...yaialah gue rasa semua orang juga bakal tau rasa itu kalau sudah pernah mencoba sebelumnya. tapi, alasan lain dari pemberian nama itu adalah karena iklan maksudnya, di setiap iklan kecap di sebutkan bahwa "kecap sayalah yang nomor satu" biasanya sambil memegang botol kecap. Bagaimana sampai sini apakah anda sudah mengerti?? (kaya dosen lagi nanya dikelas) dan yang di tanya pastilah tidak menjawab. itu dimungkinkan karena memang benar anda sudah mengerti atau memang lemot. yaaasudalah kalau tidak mengerti jangan dipaksakan. lanjutnya, geng kecap itu terdiri dari tujuh cowok kece dan dua cewek kici. dimana peraturan yang berlaku didalamnya adalah para cowok harus bisa menjadi cewek dan juga sebaliknya. fleksibel dah! ini berlaku pada saat sesi curhat yang bertujuan untuk menghormati sang pencurhat. karena pastilah kalau cewek curhat ngak jauh-jauh dari ngebrengsek-brengsekin para cowok hidung belalang dan para pendengar cowok ngak boleh marah apalagi tersinggung sama juga sebaliknya terkadang curhatanya cowok juga bakal menganalogikan cewek seperti serigala berbulu angsa yang bikin hati nelangsa. tapi, begitulah sekilas gaya persobat-sobitan gue. gimana ada yang tertarik bergabung? ^.^

Balik lagi soal cewek yang berparas cantik, apakah dia sudah terlihat menarik? ngak juga, ini terbukti dari kata-kata salah satu sobat gue. Rido, (bukan nama sebenarnya) yang baru hari ini mutusin pacarnya yang berbodi kaya gitar spanyol. cuma gara-gara itu cewek ngebentak ibu-ibu di dalam bus. "Putus?" gue mempertanyakan hal itu sampai berulang kali karena biasanya alasan cowok mutusin ceweknya ngak jauh-jauh dari sebab perselingkuhan entah, si ceweknya yang selingkuh duluan atau cowoknya. saat Rido curhat gue masih diem aja bingung mau kasih komentar apa jadilah dia yang lebih banyak cuap-cuap. katanya "Banyangin kalau gue sampai nikahin dia dan nyokap gue yang di gentak kaya gitu, pastilah gue ngak bakal terima. Gue memang nyari pacar cantik buat jadi istri gue tapi juga harus yang beretika". plaakkk!!! kata-kata itu seperti tamparan keras buat gue yang juga perempuan. ngak nyangka bahwa ternyata cowok punya pikiran sepanjang itu, tadinya gue kita otaknya ngak jauh-jauh dari "paha". hehehe

Lain Rido, lain lagi Rio (nama pendeknya) dia teman kampus gue. ini cerita waktu smester 2 jadi, si Rio ini naksir cewek satu angkatan namanya Silva (nama asli dirahasiakan) dengan bermodalkan otak encer, muka ganteng akhirnya Rio memberanikan diri untuk nembak Silva tapi, bukan jawaban dari ungkapan perasaan Rio yang diterima dengan tanpa tedeng aling-aling Silva malah balik bertanya "kamu kekampus naik apa?" mendengar respons kaya gitu Rio yang terkenal pinter mundur teratur dari perasaannya dan mutusin untuk berpaling ke cewek lain. ketika hal itu di ceritain ke teman-temen seantero kampus semua yang mendengar jadi ilfil sama si cantik Silva dan selama yang gue tau itu cewek sampai sekarang ngak pernah terlihat di gandeng cowok selama di kampus. Then, what do you guys think of next?

Jadi, untuk terlihat cantik ngak harus dari tampilan fisik aja yang perlu di benahi tapi, juga hati. kalimat ini di up date dari status facebook Ul-ul (nama panggilan) sahabat gue. Dia cewek yang begitu interes sama kecantikan iner beauti yang memang dia punya. dalam status FBnya tertulis "Untuk menjadikan sepasang mata yang indah dan mempesona, maka pandanglah kebaik-baikan dari orang-orang, jangan mencari keburukannya". intinya sih berawal dari positif thingking, menjaga dirinya dari fitnah kaum cowok yang slalu mengategorikan imege cewek bermacem-macem. cewek matrelah, cewek sombonglah, cewek murahanlah dsb.Gue rasa makin banyak cewek-cewek yang berpandangan serupa maka, makin berharga pula derajat cewek dimata cowok. jadi, ngak ada deh image macem-macem lagi tentang cewek. How do you think, Girl?


Sabtu, 15 Mei 2010

Tentang perasaan gue...

Rasanya ngak mungkin mengejar cinta sampai ke negeri matahari terbit, terlalu jauh.....
kalaupun jua sampai kesana. apa keindahannya sama seperti yang selama ini di bayangkan???

Please, jangan tanya kenapa gue cinta pada negeri matahari terbit dimana gue menginjakan kaki kesana pun  belum pernah. Pengelihatan bukan ukuran untuk mengagumi apa yang menjadi daya tarik dari negeri itu. lokasi dari tempat gue berdiri sekarang memang rasanya jauh berjuta-juta kilo meter untuk sampai kesana tapi, hati gue dan perasaan sialan ini selalu bisa merasakan kalau gue sudah benar-benar ada disana.

---Gue binggung kalau suruh ngejelasin bagaimana rasa ketertarikan amat sangat ini bisa muncul dalam hati gue. This feel very natural, Gue ngak pernah menghendaki sama sekali adanya perasaan kaya gini. Dia teman gue yang udah empat tahun ini gue kenal dan sampai sekarang pun masih tetap berteman. Kalau orang lain menganggap hubungan pertemanan pada awalnya yang terjalin bisa memudahkan gue untuk mengungkapkan isi perasaan sebenarnya itu salah besar. kalau ada yang masih ngotot menyalahkan steatment ini sini biar gue jitak kepalanya sampe pitak!!

lo ngak tau gimana rasanya jadi gue yang sayang sama teman sendiri. gue jadi merasa bersalah. Sebagian orang malah ada yang menganggap itu suatu penghianatan atas jalinan pertemanan itu sendiri. Terkadang gue mikir itu memang  benar, soalnya sejak gue merasa ada something lebih buat dia selama berminggu-minggu  itu pula gue jadi uring-uringan ngak jelas, gak tahu harus ngapain! Rasanya males ketemu dia karena takut perasaan itu tumbuh makin out of control tapi, kalau ngak ketemu pasti berasa there is something missing. Jadi, serba salah kan?! tadinya gue mikir perasaan ini tumbuh karena istilahnya wong jowo "weting tresno jalaran soko kulino" maka, utk menghilangkan rasa itu gue berniat mengurangi frekuensi tatap muka langsung sama dia. Gue gak lagi pulang bareng sama dia, jarang sekelas, gue lebih milih buat nyibukin diri di organisasi kampus dan dia juga punya aktifitas sendiri bareng teman tongkrongannya and my predict it right, Untar jadi berasa gede banget tapi, Yaaaeeelaahhh...ini nyiksa diri sendiri sebenernya. Naif banget kalo gue bilang gue lebih seneng keadaan yang kaya gini.

Jarang ketemu bukan berarti lost contect
Mungkin Untar jadi berasa kampus yang gede banget sehingga gue jadi jarang ketemu dia tapi, bukan berarti gue ngak tahu apa-apa lagi tentang dia. setelah itu, memang banyak yang berubah sih dari diri dia dan negatif di mata gue. Dia jadi perokok, mybe "minum" dan masuk dalam komunitas yang  bertentangan dengan organisasi gue. Itu yang paling gue ngak suka atas perubahannya tapi, gue mikir lagi memangnya gue nyokapnya yang bisa seenaknya ngatur-ngatur dia. Akhirnya gue pun mempertanyakan itu hanya sebagai sharing aja dan jawabannya asli rasional banget. Gue puji dia memang  terkatagorikan sebagai cowok smart, wawasannya cukup luas jadi, ngobrol apa aja selalu nyambung itu juga yang bikin dia punya nilai plus di mata gue. biasanya tempat yang sering gue bisa ketemu dia itu di musollah. hahahha...itu anak biar sekarang tergolongnya udah jadi anak gaul, anak tongkrongan, tapi anehnya tetap aja rajin shalat. itu nilai plus kedua. dan plus-plus lainnya flowing dari obrolan-obrolan antara gue dan dia. Jujur, interest in him arises because pribadi yang ada dalam dirinya ngak gue temuin di cowok lain. Dia sedikit pendiam dan pemalu, dia suka nabung, cara bertutur kata dia tau kapan bicara harus nyablak, kapan bisa terlihat santun dan satu lagi nih yang bikin gue salut sekaligus ngakak kalau inget dia yg pernah cerita tentang kepindahanya saat pertama kali kost deket kampus katanya nih nyokabnya pernah nyelipin surat di tas berisi baju-baju yang bakal dia bawa pindahan isinya berupa nasihat jangan ini, sebisa mungkin ngak boleh begitu Yah, intinya sih rasa khawatir orangtua  mengingatkan anaknya utkmenjaga diri dari pergaulan bebas selama ngekost di jakarta and you know what he's doing? dia menyimpan surat itu sebagai amanah. Walaupun mungkin ngak semuanya di patuhi tapi, dari niatnya awalnya aja Like this for him. hehehe 

Ini pertama kalinya  jealous ke dia.
Jarang ketemu sama dia bukan berarti perasaan ini ilang gitu aja. nyiksa...bener-bener nyiksa. Anjriiit!! ini bukan pertama kali gue nyumpah-nyumpahin timbulnya perasaan ini. Kenapa juga harus sama temen sendiri. lo tau gimana perasaan gue waktu dia pernah cerita tentang cewek semasa SMA yang dia taksir bahkan sampai sekarang masih dia harapkan dan dia juga tanya ke gue gimana caranya bisa deket sama cinta SMAnya biarpun ngak satu kampus. Huaa...hua...gue saat itu ngasih saran tapi, sambil mencak-mencak juga. 
ternyata jealous gue ga cuma sama cinta semasa SMAnya, tapi juga sama gembong-gembongnya yang bisa lebih lama menghabiskan waktu sama-sama dia, dan sama cewek-cewek itu, cewek yang satu musuhnya D'bar-bars, yang satu lagi sahabat kodok gue yang baik hati, dan yang sekarang mantan pacar temannya yang gak tau kenapa kok dia jadi deket akhir-akhir ini sama dia.

Coba berpaling, tapi ngak bisa!
ini udah masuk semester empat, nyatanya perasaan sayang itu masih ada. Gue ngak mau ada istilah sahabat jadi cinta kaya lagunya Zigas karena gue yakin kalau dia pun hanya menganggap gue sebagai just friends, nothing more. Jadi bisa di bilang cinta ini bertepuk sebelah tangan (Najis bahasa gue dangdut banget sih!) hehehe...mau ngak mau buat ngilangin perasaan ini gue harus punya pacar I think the best way out, Akhirnya gue pacaran sama senior gue di kampus dan ini berjalan tiga bulan because he was not the person I love so, this relationship ended short. Kira-kira 2bulan, gue kembali berpacaran sama anak trisakti yang memang udah gue kenal sejal lama. Hmm, style nih anak trisakti sama banget sama dia sama-sama suka jenis musik rock dan melodic tapi, 6bulan pacaran nyatanya ngak juga ngebikin perasaan "suka" itu ilang ke dia sampai hari ini. oh GOD, what should I do to kill this feeling.>.<

Moment yang paling gak bisa di lupa
acctualy a lot of events that remind me everything about him, always about him--pas hari pertama dia dgn potongan rambut baru abis itu kita sama-sama makan roti bakar di samping kampus,--di kelas bu imelda haduuuhhh...kalo inget ini gue takut banget! bukan takut gue ngak lulus sama bu imelda tapi, gue takut dia marah sama gue seumur hidupnya gara-gara kesalahan gue--Pas dia ultah gue beraniin buat kasih dia tempat file,--Pas di kelas HAN itu gue sama kak dika, gue bisa liat gmna ekspresi dia. masih di kelas HAN juga yang gue di tinggal sendirian sama D'bar-bars, lo tau rasanya gmna salting abiiizz, grogi gila gue.hahaha--pas gue ultah,--kado dari D'bar-bars hasil foto-foto dia yang hidden camera kreeen banget,--pas di tangga lantai 2 ituuu,--dandanan ala cewek emo bareng Sista, lagu-lagu rocket rocker, style gotic and all the things that could remind me of him.

Dan kalau suatu saat nanti dia membaca tulisan di blog ini. Gue harap dia bisa langsung menyadari kalau yang gue tulis disini everything about you and just for you. Dan tolong jangan langsung berfikir berlebihan  tentang ini because I do not expect you will have the same feelings as me. Gue cuma ngerasa sedih aja kalau sampai pada akhirnya (saat masa kuliah selesai) lo masih ngak tau gimana perasaan gue yang sebenarnya ke elo. Gue bisa ngerti seandainya lo juga berfikir seperti kebanyakan orang once friend, we will remain friends ataupun sekarang lo udah punya pacar yang lo impikan. Tapi, biar bagaimanapun gue kan tetap teman lo. Gue pingin pertemanan ini ngak akan selesai walaupun kuliah udah selesai apalagi, hanya gara-gara lo baca blog ini terus lo jadi ilffil sama gue. hehehhe..."Ngak banget sih cara berfikir lo" .
Asli! one more again gue cuma sebatas pingin lo tau tentang ini, kan kita berteman. jadi ngak salah dong kalo gue cuma pingin  sekedar share aja tentang apa yang gue rasaain ke teman gue sendiri. That's it.

Nb : tp, sih gue masih berharap setelah lo baca blog gue ini habis itu lo konfirmasi langsung ke gue tentang kebenarannya (kalo lo yakin sama diri lo sendiri). couse gue sendiri aja ngebayangin gmna ekspresi BEGO gue kalo tiba2 lo dateng dan bilang "tulisan di blog lo itu buat gue" hahahaha...pasti gue langsung mati gaya gak tau mau ngomong apa.
Sumpe loe gak mau ngetawain gimana ekspresi gue???--

Hari ini hari pembasmian para kutu!!!

Entah sudah berapa jiwa yang telah menjadi korban pembasmian atas perbuatanku hari ini. mereka mati terkapar tak berdaya, tanpa ampun, malah tanpa sempat teriak kata "tolong" pada kutu-kutu yang lain. dan tanpa ekspresi muka iba aku puas mentertawakan kematiannya. sudah ku bilang jangan sekali-kali kau menganggu ke tenanganku, aku akan geram. Jangan sekali-kali membangunkan macan tidur karena macan akan mengaum. dan inilah akibatnya...

MATI KAU PARA KUTU!  KU BUAT KAU MATI KUTU.

Selasa, 11 Mei 2010

antara CINTA dan GENGSI


Kalau cewek ditembak sama cowok, itu udah biasa. Apalagi kalau cowok yang nembak itu ternyata udah ditaksir dari lama, Tapi itu kalau beneran terjadi. Nah kalau cowok yang jadi gebetan itu ternyata cuma ada dalam perhatian mata si cewek aja, apa iya mau nungguin cowok tersebut untuk nembak duluan. Akhirnya yang terpikir selanjutnya adalah gimana yaa kalau cewek yang duluan nembak? Hah, cewek duluan nembak?! Apa nggak malu tuh?! Gengsi ambles! Bisa-bisa di mata tuh cowok, cewek yang nembak duluan ini justru dianggap murahan.

Diieeerr! Pusing juga kalau dihadapkan sama dilema antara nembak cowok duluan atau enggak. Kalau nembak, dibilangnya cewek murahan. Kalau nggak nembak, jadinya si cewek juga nggak bisa tahu kalau si cowok itu suka apa enggak.

Ya begitu deh. persepsi orang memang beda-beda tp, gak salah juga kalau ada cewek yang nembak cowok duluan alasan macem-macem salah satunya  karena udah kelamaan TTM, yaiaalah cewek mana sih yang mau kelamaan di gantungin tanpa kejelasan status. nebak duluan jadi sah-sah aja asal alasannya logis.

Sebenarnya modal buat nembak cowok duluan ngak banyak cuma butuh keberanian maksudnya ngak jaim, gak gengsi dan siap menerima resiko dari keputusan si cowok setelahnya. Bisa di terima atau di tolak. kebanyakan cewek ngelakuin ini hanya untuk nunjukin perasaan yang lama terpendam saja (berharap bisa jadi pacar itu nomor 2) jadi para cowok juga harusnya jangan ke ge-eran dulu.

Pe De Ka Te.
Yang namanya mengungkapkan cinta (cewek atau cowok yang nembak duluan) sebenarnya resikonya sama aja. kalau ngak diterima, ya pasti ditolak. tapi, jangan gegabah untuk mikir resikonya belakangan. Nekat boleh, asal jangan bunuh diri makanya perlu usaha agar hasilnya akhirnya maksimal sesuai harapan. makanya, Pe De Ka Te aja dulu cari tahu apakah si gebetan udah punya monyet atau belum? Cari tau juga kriteria pacar seperti apa yang gebetan suka. pokoknya cari info sebanyak-banyaknya tentang gebetan dari teman-temanya/ keluarganya atau lebih bagus lagi kalau kita yang langsung bisa jadi teman dekatnya.

Enyway, setelah mengetahui kepribadian gebetan dengan masuk kedalam hidupnya, lebih jauh minat atau ngak minat mau diterusin ke arah penembakan atau enggak. It's up to you, ask again at the heart tapi, satu hal yang perlu di ingat jangan sampai untuk merebut hati gebetan kita berusaha untuk menjadi orang lain. Tetaplah be your self couse kebanyakan dari cowok lebih suka sama cewek yang punya ciri khas tersendiri. (informasi ini akurat gue dapet dari teman-temen cowok gue). dan ketika pe de ka te udah berjalan sukses and feel it’s time to declare love it, do it soon! buruan, laksanakan!!! Siapkan amunisi penembakan yang terdiri dari keberanian, keyakinan, dan kesiapan untuk menerima apapun resikonya.

Apa Kata Cowok Yaa?
            Dari hasil ngobrol-ngobrol gue sama beberapa teman gue (pastinya cowok) sebagian dari mereka sih merespon dengan berkata fine-fine ajah. Tapi, sebagiannya lagi (lebih banyak) berkata “ngak banget” dengan ekspresi yang imut-imut bagaimana githu kelihatannya bagi gue (imut = ingin muntah) hehe…
 

Di mata cowok, cewek yang nembak duluan itu memang dianggap berani. Tapi, arti berani itu juga lihat-lihat kondisi. Kalau emang udah kenal dekat dalam waktu yang lama, it’s oke aja apalagi kalau cowoknya juga ternyata mempunyai ketertarikan yang sama. Tapi, kalau tiba-tiba ada cewek (kenal say hello) nembak bilang “Mau nggak jadi cowok aku?” Ooaalah, siapapun cowoknya pasti bakal kaget di todong pertanyaan kaya gitu. Asli jiper bahkan ilffil jadi jangan tersinggung kalau sebagian dari mereka malah ada yang pasang ekspresi dengan sorot mata yang merendahkan si cewek. Untuk itu, ritual pendekatan sangat perlu dilakukan sebelum penembakan because it’s not impossible bila di sela-sela PDKT cowok merasa nyaman dengan kita kemudian tumbuhlah perasaan yang sama. Kalau begitu untung kan nggak jadi nembak duluan dan terselamatkan juga gengsi diri kaum cewek!

Syaratnya, asal selama pendekatan si cewek ngak boleh terlalu agresif. Maksudnya, nggak nggelayut manja ke cowok yang digebetnya, nggak minta antar ini itu ke sana sini, ngak intens sms/ telepon ke gebetan setiap menitnya. pokoknya yang nggak kelihatan banget deh suka duluan. biarpun para cowok kebanyakan udah bilang fine-fine aja kalau ada cewek yang nembak duluan, tapi ternyata Ssst!!! Mereka lebih menyukai cewek yang ngasih sinyal-sinyal perhatian tanda suka daripada nyablak nembak terus terang!

Tapi kalau udah tahu kenyataannya kayak gitu, si cewek nggak usah ikutan jiper Soalnya, istilah cewek nembak duluan itu masih berlaku untuk para cowok yang ‘bermasalah’ alias cupu. Cowok tipe pemalu misalnya, akan ngerasa beruntung kalau ditembak duluan daripada dia yang nembak duluan. Sedangkan untuk pribadi cowok yang kurang suka ditembak duluan, mainin aja tarik ulur hatinya dengan perhatian dan kecuekan yang diberikan ke dia. Balik keadaan dengan membuat gebetan justru yang naksir kita. Kalau dia emang beneran naksir, pasti dia akan merasa kehilangan ketika perhatian berganti  kecuekan. Dan bersiaplah tidak lama lagi status single akan berubah menjadi in a relationship. Hehehe

Tapi, superriiiuusss nih latar belakang gue nge-share tulisan ini bukan berarti gue punya keinginan yang sama untuk melakukannya atau mencari dukungan buat nembak cowok duluan. Bukan gue gak mau usaha buat dapetin someone yang bisa bikin gue kelepek-kelepek atau bikin gue salting kalau di depannya. tapi, jika gue suruh memilih antara cinta dan gengsi. Gue bakal memilih cinta itu tetap ada di hati gue tanpa harus merendahkan gengsi diri gue sendiri. If you have another opinion. It's up to you. hehehhe...

Senin, 10 Mei 2010

What is a Friends?


Setiap manusia yang hidup pasti punya teman untuk melengkapi hidupnya dan membuatnya tidak merasa sendirian. Namun, tidak semua orang yang berteman beruntung dapat mempunyai sahabat. Lho, kenapa tidak semua orang??? Apakah stok sahabat di dunia ini terbatas jumlahnya jadi tidak semua orang dapat memiliki sahabat. Bukan…bukan…masalahnya bukan terletak pada keterbatasan jumlah melainkan pada keinginan untuk menjaga ikatan persahabatan apabila sosok sahabat itu sudah kita temukan.

Karena kebanyakan dari orang (mereka) selalu ingin mencari sosok teman dekat (sahabat) dengan paket lengkap dalam arti 100% setia, baik, penyayang, pengertian, selalu bersama dalam suka dan duka. Pokoknya mencari orang yang bisa bikin hidup kita jadi makin indah. Perspektif yang terlanjur terbentuk seperti itu akan mempersulit kita untuk menemukan sosok sahabat karena tidak ada persahabatan yang sempurna di dunia ini yang ada hanyalah orang - orang yang berusaha sebisa mungkin untuk mempertahankannya.

Sebenarnya siapa sih sahabat itu?

“What is a friends? A single soul in two bodies”---(Aristotle)

Dua kembar identik yang secara fisik tidak ada kesamaan/ mempunyai ikatan darah tapi, bisa punya kesamaan sifat dengan kita makanya, kita sering menyebutnya sehati. Ya, sahabat itu seperti bagian dari diri kita. Kalau kita berteman baik dengan seseorang pasti ada beberapa kesamaan interes antara kita dengannya tapi, ngak mungkin juga selalu sama banget dalam segala hal karena sisi perbedaan pasti ada makanya diperlukan adanya saling toleransi bersama.

Kalo bagi gue, persahabatan itu sesuatu yang berjangka panjang, bahkan mungkin ngak akan pernah berakhir. Gue punya banyak teman yang come and go karena proses seleksi alam tapi gue tahu siapa-siapa aja yang akhirnya tulus bisa jadi temen dan sahabat gue. Mereka adalah orang-orang yang bisa menerima kelebihan dan kekurangan gue seada-adanya. Mereka juga selalu siap saat dibutuhkan, ngak perduli mereka ada dimana walaupun kepisah ribuan jarak kilo meter misalnya gue lagi sedih, gue ngak muluk pingin dipeluk dan dihibur sedemikian rupa yang gue butuhin cukup angkat telepon dan dia kasih sepatah dua patah kata pemotivasi yang bisa bikin gue happy kembali.

Kebanyakan orang memang selalu memakai prinsip “senang ataupun susah kita harus selalu bersama” dalam persahabatannya -- tapi, bagi persahabatan gue prinsip itu ngak perlu ada. Memang pada saat senang kita harus selalu bersama, tapi ngak pada saat susah (istilahnya kalau lo susah sendiri aja, jangan ngajak-ngajak gue) karena kalau kita susahnya sama-sama nanti (salah satu dari kita) ngak bakal ada yang mengulurkan tangan untuk memberi bantuan agar kita bisa berdiri kembali dari keterpurukan.

Yang namanya sahabatan sih, sudah pasti pernah berantem tapi, biasanya ngak lama. Karena adanya saling keterbukaan merupakan point utama dalam mempertahankan persahabatan itu sendiri jadi, kalau dirasa ada yang ngak lo suka dari sahabat lo mendingan bilang langsung jangan pernah di pendam sendiri apalagi mencurhatkan masalah persahabatan lo ke orang lain dan STOP!! untuk berfikir gue paling bener dan dia yang salah atau lo gengsi untuk minta maaf duluan walaupun lo ngak salah. Dan menuntut terlalu banyak sama sahabat lo karena biarpun kita bersahabat dengannya bukan berari hidup sahabat lo itu milik lo sepenuhnya. Belajar menerima segala kekuranganya itu lebih baik daripada lo harus mendikte kekuranganya setiap hari.

Yaa begitulah, sebenernya untuk mengartikan sahabat ngak perlu ribet dengan penjelasan sepanjang ini. Cukup dengan ucapkan kata sahabat secara lisan, lalu fikirkan orang yang sudah membuat kesan berarti dalam hidup lo selama ini dan katakanlah dengan yakin

“Sahabat adalah DIA (sebut nama sahabat2mu)”.

Jek...Jek...Ngojek Yuuu Pake Helm SNI

Ini tulisan harusnya gue up date dari kemaren (Jumat,7 Mei 2010) ternyata mata gue udah gak sanggup buat mantengin komputer alhasil gue tepar se-tepar...teparnya.
kemaren ini badan Gue berasa udah ngak bertulang, pantat udah ngak berekor, gak kuat berdiri, ngak sanggup duduk (karena udah bosen seharian duduk diatas motor) cuapek...kagaa ketulungan gara-gara harus jadi tukang ojek Nyonya besar (nyokap gue) full seharian. Sebelum berangkat gue udah punya feeling ngak enak tetang perjalanan ini. Oya, harusnya yang nemenin nyokap pergi hari ini juga bukan gue tapi Ikbal (adik gue) tapi, tuh bocah dasar licik, ngak mau capek, pagi-pagi buta kira-kira jam 7pagi dia udah mabur alasannya mau beli buku ke gramedia dan belajar kelompok dirumah temennya terus langsung berangkat sekolah dari sana. Huhu...tinggal gue manyun-manyun "memangnya gramedia pagi-pagi gini udah ada yang buka bilang aja mau kabur" kata gue sewot..

Akhirnya, gue ngak bisa nolak buat anterin nyokab karena kebetulan Bokap yang biasa anterin belanja lagi Dines di Dan Lantamal (maklum bokap gue abdi negara). akhirnya perjalanan melelahkan ini terlaksana juga.

Mulai nyetater motor jam setengah delapan pagi. BbRrreeemmmm...motor langsung melaju kencang. tujuan pertama  adalah pasar Parung disana mau beli jaring ikan buat pengangkatan pas panen tiba dan juga paranet  sejenis jaring juga tapi yang ini buat dibentangin diatas empang biar ikan-ikan ngak kepanasan (duiilee ikan aja gaya baget ngak mau kepanasan) paranet ini dibeli selebar 16 meter. 

Tujuan  perjalanan gue dalam misi menjadi anak berbakti dengan cara menjadi tukang ojek nyokab masih berlanjut. kali ini motor melaju ke daerah Kemang disana nyokab mau ketemu sama orang yang mau ngeborongin ikan pas panen kira-kira sebulan lagi. perjalanan ini masih santai-santai aja. mungkin karena masih jam sepuluh pagi dan belum begitu macet. tapi, pas ngelewatin jalan ruko-ruko menuju Kemang kayanya banyak antrian nah, gue sendiri jadi bingung antrian apa nih motor pada berihenti perasaan setahu gue didepan ngak ada lampu merah. dan pas gue mendekat makin lama makin dekat ternyata gue ngak percaya sama apa yang gue liat. Ini mungkin baru pertama kali dalam sejalah dua puluh satu tahun gue hidup.

Ada polisi yang baik banget ngebagi-bagiin helm sama pengendara sepedah motor. asli ini bukan polisi tidur atau patung polisi yang gue maksud baik hati banget tadi. ini bener-bener polisi yang sedang memakai seragam dinesnya. WEeeW! fikir gue itu polisi dapet hidayah dari mana soalnya bagi gue polisi termasuk dalam daftar blacklist uratan pertama dalam katagori rusaknya moral dalam polak pikir gue. Staetment gue barusan bukan tanpa alasan karena pernah sewaktu zaman SMA dulu motor yang gue kendarai tiba-tiba di stop polisi cuma gara-gara gue kelihatan mata dia lagi ngebut atau maen kebut-kebutan gitu lah .

Kalau secara logika yang namanya kebut-kebutan pastilah ada beberapa temen gue (dibelakang motor gue yang mencoba untuk ngebalab/mendahului laju motor gue) Nah, ini kaga ada. Gue sendiri dan  kenapa gue bawa motor rada keceng soalnya gue udah terlambat masuk sekolah dan paling sekenceng-kencengnya gue (cewek) bawa motor paling cuma dengan kecepatan 50-60 doank. 

Ammmpunnn deh, pas gue menepi katanya gue melanggar lalu lintas dan kena denda atas pelanggaran ini 50ribu. Muke gile...tuh polisi kaga liat apa gue masih berseragam putih abu-abu bukan lagi pake blezer sama dasi. ditodong segitu jelas aja gue ngak ada duit. seada-adanya duit dikantong gue paling cuma 20ribu doang itu juga jatah uang jajan gue. Lalu, dengan muka polos gue keluarin tuh uang 20ribuan (karena memang cuma selembar-lembarnya) gue tunjukin bahwa gue cuma punya segini dan dia dengan teganya bilang "Yaudah segitu juga ngak apa-apa" lalu dengan hitungan detik itu uang selembar 20ribuan udah berpindah tangan ke bapak polisi yang kumisnya kaya pikulan sate. Reaksi gue saat itu cuma melongo kaya Burung Beo. atas terjadinya insiden itu sukseslah gue disekolah cuma gigitin jari pas gue lagi laper untung ngak sampe ada yang putus tuh semua jari-jari gue dan cuma bisa minumin air ledeng di musolah pas gue lagi kehausan karena secara sadar sesadar-sadarnya duit gue yang cuma selembar tadi udah gue sedekahin dengan ngak ihklas sama polisi itu . Makanya, pas gue liat ada polisi yang ngebagi-bagiin helm (gue liat itu dari jarak sekitar 3 meter) seakan takjub BGT dan merasa bahwa troumatik yang pernah gue alami itu hilang begitu saja.

eH, eH...tapi kok setelah deket makin deket kok harapan tidak seindah kenyataan. ternyata polisi itu ngak lagi ngebagi-bagin helm Lho! tapi, lagi jadi sales dengan menawarkan helm ke pengendara motor yang tidak memakai helm atawa belum memakai helm dengan setandar nasional indonesia (SNI). dan karena helm gue udah SNI jadi gue santai-santai aja (padahal itu helm juga masih bau toko karena baru beli kemaren). tapi, ngak semua orang yang motornya di STOP sesantai gue malah ada yang mukanya sampai pucet banget, mukanya yang rata banget juga ada, yang sangking takutnya ada juga yang keringetan sampai sejagung-jangung, ada juga yang berusaha nyelap-nyelip untuk kabur dari antrian tapi, tetep ketahuan.
 " Nah, bapak mau kemana? udah punya helm SNI belum?hayuuu beli dulu!" tawar pak polisi, Bapak yang keporgok mau kabur ekspresi mukanya asli kaget banget mungkin saking kagetnya sampai kejet-kejet. 
Tau kan istilah kejet-kejet?hehehe...

Setelah selesai pemeriksaan gue dan nyokap melanjutnya perjalanan menuju Kemang habis dari Kemang lalu lanjut lagi ke Ciseeng untuk beli bibit ikan lele dan singkat cerita pokoknya gue nyampe rumah itu sekitar jam 8malam tapi, pas dirumah sambil ngelempengn badan gue jadi mikir tentang wajib pakai helm SNI tadi. Pendapat gue nih...

Yaa...Yaa...Yaa...peraturan baru itu memang sudah mulai berlaku dari tanggal 1 April 2010 itu yang gue tahu dari acara berita TV. isinya gini sesuai peraturan yang berlaku pada Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas, penggunaan helm berstandar SNI adalah wajib hukumnya. Undang-undang ini diciptakan untuk mendukung polisi dalam menegakkan hukum yang berlaku. Kemudian bagi pengendara dan atau penumpang yang tidak memakai helm dikenakan pidana kurungan paling lama 1 (satu) bulan, atau denda sebesar Rp, 250.000 ( dua ratus lima puluh ribu rupiah ). ciri-ciri helm SNI adalah helm yang sudah berlogokan DOT (yang maksudnya sudah melalui serangkaian pabrik mengenai ke-sefty-an bagi penggunanya) atau yang sudah mendapat stiker bertuliskan SNI lalu, bagaimana cara mendapatkan setiker tersebut? caranya gampang!! lo harus rela dirazia dulu sama polisi, beli helm yang baru kalo helm yang lo punya belum SNI lalu dikasih dech stiker SNI yang bakal ditempelin di helm kita.

Pertanyaan lain; Lalu, berapa HARGAnya? buat para pedagang tahu/tempe keliling, cilok keliling, tukang kredit barang-barang keliling yang ternyata pakai motor juga boleh kredit dan belum lunas harus nabung dari sekarang buat beli helm SNI atau kalian berserah diri aja sama Tuhan berharap ada duit jatuh dari langit kecilnya 150ribu yang nantinya buat beli helm SNI atau pupuklah keikhlasan dalam hati kalian dari sekarang karena selama 1bulan kedepan ini kalian ngak bakal menuai hasil dari dagangan kalian karenan uang keuntungan tersebut akan kalian alih fungsikan untuk membeli helm baru berstandar SNI dari pada nantinya kalian akan didenda 250ribu kalau kena razia ngak pakai helm SNI. lebih sengsara khan??? -.-

Sebenarnya peraturan ini niatnya baik banget yaitu untuk menekan angka kecelakaan yang sering terjadi pada pengendara sepeda motor. Gue SETUJU bgt dengan adanya peraturan baru ini. TAPI , apa harus peraturan  baru yang direalisasikan pemerintah melulu harus memberatkan pengeluaran biaya hidup bagi rakyat??? beras udah mahal, Pak...biaya pendidikan apalagi. 

Kata-kata Saya ini mugkin bisa mewakili sebagian orang kurang mampu (saya pun merasa begitu) :
"Pak,maap yahh...ini mah bener-bener maap banget bukannya saya bermaksud untuk tidak patuh dengan aturan perundang-undangan yang berlaku tapi, dari pada buat beli helm SNI mending uangnya buat makan besok atau buat nyicil biaya SPP anak yang udah nunggak 3bulan"

Terus bagaimana pendapat kalian????