Senin, 14 Juni 2010

Confession Of Excess My Self

Terkadang saya merasa kurang bersyukur mengapa saya ditakdirkan menjadi seorang NUR RACHMA bukan seorang Jacky Chan actor China fav saya atau menjadi Sharuk Khan actor bolywood kesukaan saya. Menurut kacamata saya atau mungkin juga beberapa orang yang merasa mengenal dekat saya pastilah mereka akan berkata yang sama dengan saya “ini orang lebih banyak kelebihannya daripada kekurangannya” melebihi kelebihan yang dimiliki oleh kedua actor kenamaan itu. Saat menyadari ini saya tersadar dan karena sifat baik saya yang tidak ingin di cap sombong oleh orang lain kemudia saya berusaha untuk menutupi segala kelebihan itu menjadi sebuah kekurangan yang justru dapat dijadikan teladan bagi banyak orang. (mulia banget kan cara berfikir gue?)

Sebagai contohnya, saya merasa mempunyai kelebihan pada “jitat” alias jenong. Jitat saya ini lebar bagaikan lapangan bola di Senayan. Banyak orang yang bilang jika ada seseorang yang mempunyai jitat nan lebar maka, katanya orang tersebut sudah ditakdirkan menjadi orang yang pintar. Nah, karena saya tidak ingin di cap sombong maka, saya berusaha selalu menutupi kelebihan jitat saya itu dengan menggunakan poni di setiap model rambut saya dari kecil hingga saya dewasa seperti sekarang ini. Macam-macam potongan jenis poni pernah saya coba ini dilakukan guna mengeksplorasi keindahan dari kelebihan jitat yang saya miliki. Dari poni samping, poni zig-zag, poni tumpuk, poni kuda, polem (poni lempar) sampai poni dora pun pernah saya coba dan hasilnya poni tersebut ternyata sukses membuat saya jadi terlihat tidak pintar.

Kelebihan saya yang lain adalah berat badan. Beberapa tahun yang lalu, Ibu saya pernah bercerita bahwa saya adalah anak yang dilahirkan secara abnormal. Kata ibu, sewaktu dia melahirkan saya telah terjadi kesalahan injeksi (malpraktek) yang dilakukan oleh seorang perawat yang mengaku khilaf karena kurang tidur (semalam habis ronda). Kondisi kandungan ibu saya saat terjadinya kekhilafan tersebut memasuki usia delapan bulan masa kandungan, Sama seperti rutinitas ibu hamil lainnya, setiap bulannya ibu saya juga rajin memeriksaan keadaan janin yang dikandungnya ke dokter specialis kandungan. Kata dokter karena keadaan janin yang ada dirahim ibu saya saat itu lemah jadi harus disuntik obat penguat kandungan agar janin dalam kandungan bisa bertahan hidup dan disinilah incident salah suntik itu terjadi. Ceritanya begini, pada saat dokter Herlina (dokter specialis kandungan Ibu saya) ingin menyuntikan obat penguat kandungan tiba-tiba HPnya berdering karena urusan urgent menyangkut nyawa pasiennya yang lain jadi Dokter Herlina memberikan mandat kepada salah satu perawat yang ada disana untuk menggantikan dokter menyuntikan obat penguat kandungan ke jaringan vena ibu saya. Harusnya pekerjaan suntik menyuntik bagi seorang perawat mudah tapi, ini malah terjadi malpratek karena bukan obat penguat kandungan yang di suntikan melainkan obat bius perangsang mules agar segera cepat melahirkan.

Well, setengah jam kemudian. akhirnya lahirlah saya kedunia sebulan lebih cepat dari waktu yang diharuskan dengan keadaan premature, bobot berat badan saya waktu itu hanya 1.8 Kg, dianalogikan ukuran bayi merah saya persis seukuran botol kecap ABC, alhasil selama 3minggu saya harus tinggal di dalam akuarium mungil (read: incubator) dan selama 3minggu itu juga tidak boleh kena air maka, sebagai pengganti air saya dimandikan dengan minyak. Entah minyak apa, minyak tanah, minyak jelantah atau minyak rem karena ibu saya tidak pernah bercerita detaile soal mandi minyak itu. Melihat keadaan bayi perempuannya yang lucu mirip tikus kecemplung di wajan penggorengan itu. Kemudian, Ibu memanggil saya dengan sebutan KELUNCUP yang artinya mungil/kecil dan saat itulah doa ibu untuk diri saya terucap “Jika rahma (bayi) bisa bertahan hidup lebih lama, maka ibu akan membuatmu menjadi orang besar”. Masalahnya pada saat mengucap kata “orang besar” hal ini bisa juga di inpretasikan macam-macam oleh orang lain. Dan doa ibu yang mana yang tidak dikabulkan oleh Tuhan.

Selanjutnya, tumbuh kembang saya saat TK hingga SD masih belum ada peningkatan. Saya masih mungil, masih di panggil dengan sebutan keluncup. Sehingga bisalah di tebak. Asupan gizi yang masuk kedalam tubuh saya jadi benar-benar diperhatikan saat itu seperti buah, multivitamin, sayur, susu, telur, daging, sampai yakult dan coklat silverquen pun tidak pernah absent masuk kedalam perut saya setiap harinya. Pada saat saya memasuki SMP nama keluncup tidak lagi melekat melainkan berganti menjadi nama julukan yang diberikan oleh teman-teman saya. TOGE, kenapa saya dipanggil toge? Karena sewaktu SMP kulit saya putih dan kurus malah cenderung begeng mirip seperti Toge dengan rambut keriting ikal-ikal jadi, masih samalah kondisi gizi pertumbuhan badan saya belum ada perubahan. Eh tapi, jangan salah biar begeng begini si Toge yang bersekolah di SMP 16 Tangerang merupakan siswa andalan yang selalu di turunkan pada saat turnamen pancak silat Candra Birawa, pernah dapet emas dan perunggu dua kali tingkat sejawa-bali, tingkat Jabar/Banten dan jayabaya. Selain itu, si Toge juga selalu jadi andalan teman laki-lakinya untuk membantu memenangkan tawuran sekolah melawan SMP Yupentek Tangerang dan SMPN 13 Tangerang yang sudah lama jadi musuh bebuyutan. Ketika beranjak SMA si Toge yang dulunya badung karena sering ikut tawuran pelajar sekarang mulai insyaf ini karena tepat disamping sekolahanya terdapat kantor polisi (jadi ngak berani macem-macem) selain itu juga, semasa SMA ini saya lebih menghabiskan waktu untuk aktif mengikuti paskibraka dan aktif di OSIS SMU 5 Tangerang. Tapi walaupun begitu, hobby belajar bela diri saja masih berlanjut di SMA. Disini saya memang sudah berganti aliran bukan lagi Candra Birawa tapi, saya ikut Salsabila. Kegiatannya masih sama, berupa silat beladiri hanya yang ini ditambah thai-ci dan ilmu kepekaan tenaga dalam. Kalaupun keadaan fisik saya sudah tidak putih lagi seperti sewaktu SMP itu dikarena saat SMA saya lebih banyak mengikuti kegiatan skull yang dijemur oleh senior saya di bawah terik sinar matahari alhasil, kulit saya menjadi gosong bukan lagi sowo matang dan mengenai berat badan tentunya sudah ada peningkatan. Dari yang awalnya 1.8Kg (waktu bayi) setelah SMA berat badan saya naik mejadi 45Kg.

Kelebihan berat badan atau obesitas yang sekarang menjadi salah satu kelebihan dari diri saya ini muncul pada saat saya kuliah, tepatnya sewaktu semester tiga. Dari terakhir SMA berat badan saya yang saat itu 45Kg lalu naik mejadi 50Kg pada saat semester 3. lalu…lalu naik lagi…naik…naik…kepuncak gunung…tinggi…tinggi sekali. Sampai akhirnya sekarang di semester 8 (tahun 2010) berat badan saya melojak drastis menjadi 6OKg dengan perbandingan tinggi badan yang hanya 160cm (astagfirlloh!). Analisis saya sih, mengenai naiknya berat badan ini secara tidak berprikemanusiaan dan berprikesekatan awalnya mungkin disebabkan karena saya sudah tidak lagi ikut kegiatan bela diri apapun secara rutin (untuk membakar lemak) ataupun tidak pernah lagi berolah raga kecuali saat mau naik gunung saja, atau saat ingin melakukan kegiatan Mahupa (Mahasiswa Hukum Pencinta Alam) seperti rafting, haking, atau clambing. Orahraga yang dilakukan itupun hanya pemanasan atau peregangan saja (itu mah bukan olahraga), yang hanya berlangsung selama 30menit dan dilakukan jarang-jarang. Haiiaaa…bagaimana tak mau gendut. Tapi, setelah saya pikir-pikir lagi, saya ingat-ingat lagi. Analisis yang saya kemukakan barusan sangatlah salah. Yang benar adalah kelebihan bobot badan tubuh saya alami ini disebabkan oleh doa yang pernah dipanjatkan oleh Ibu saya yang mungkin baru saat ini dikabulkan oleh Tuhan.

Lalu, untuk menutupi kelebihan ini saya pun jadi bingung…sangatlah bingung…karena walaupun memakai baju dengan warna-warna gelap sepertinya tidak menimbulkan efek perubahan terhadap bobot berat badan saya. Untuk itu, saya harap ada yang bisa memberikan solusi mengenai ini. Saya hanya ingin menutupi kelebihan diri yang saya punya ini supaya tidak di cap sebagai orang yang sombong. Sekian Confession Of excess my self. Apabila suatu saat nanti saya merasa mempunyai kelebihan unik yang lain pasti saya akan ceritakan kembali disini. HAHAHA…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar