Dengan seringnya kata ALAY di pake sama banyak orang justru jadi kedengeran annoying dikuping gue. Ngak tau kenapa gue jadi benci banget sama kata-kata ALAY.
Alasannya ???
Karena kata-kata itu dijadiin sebagai senjata untuk mengucilkan orang yang dikatain sebagai SI ALAY.
Sebodo amat. Lo mau bilang gue ngak gaul, ngak ngikutin zaman, sok berhati malaikat, sok suci, whateverlah. Yang pasti gue ngak suka dengan kata ALAY.
Arti kata ALAY sama lebay tuh beda banget walaupun memang sama-sama diidentikan negative karena mengandung unsure untuk merendahkan orang lain. Tapi, menerut gue orang yang nyebut orang lain dengan kata lebay (prilaku yang dinilai orang lain berlebihan/aneh) masih jauh lebih berhati nurani dibandingkan sama orang yang ngatain orang lain dengan panggilan ALAY
Pernah sekali waktu gue ngedenger temen gue yang ngasih julukan ke orang lain (temennya) dengan panggilan SI ALAY. Terus gue langsung nanya ke temen gue itu “kenapa sih kok lo manggil dia SI ALAY??” kemudian di jawab sama temen gue itu dengan ekspresi muka yang asli ngeselin banget “abis itu anak memang ALAY alias norak bin kampungan” katanya sambil ngakak sendiri.
Gue yang disampingnya boro-boro mau ikutan ngakak. Gue sendiri aja malah mikir “nih orang udah melakukan pembunuhan karakter dengan ngatain orang laen ALAY sembarangan tanpa merasa berdosa pake ngakak segala lagi”. Sebenernya lebih menyedihkan mana sih orang yang dinilai kampungan atau orang yang dinilai ngak berperasaan sama orang lain???

ALAY atau akronim dari Anak Layangan. ngak jelas maknanya apa, munculnya kapan, siapa yang pertamakali menemukan istilah itu dan menunjukkan siapa. Namun, biasanya sebutan Alay ditujukan kepada seorang yang taraf ekonominya rendah. Yang terepresentasikan dengan gaya hidup kampungan, ‘seadanya’ dan ‘memaksa’. Dan, sebutan ALAY banyak disematkan oleh seorang yang memiliki taraf ekonomi yang tinggi dan bergaya hidup glamour. Itu pejelasan teoritis istilah ALAY yang gue dapet.
Memang sih kalau yang gue liat kebanyakan orang yang menyebut ALAY kepada orang lain. Dia mempunyai gaya hidup yang berbeda dengan orang yang disebutnya. Gue sendiri juga pernah dijuluki ALAY sama temen gue (walaupun ngatainnya gak berani di depan gue langsung), entah dia lagi bercanda atau terlontar dari lubuk hatinya yang terdalam. Memang sih gue sama dia punya kebiasaan yang beda banget. Dia yang ngakunya hobi shopping, melakukan perawatan tubuh rutin di salon, selalu punya barang tas, sepatu atau baju dengan model terbaru walaupun itu dibelinya di blok M/ mangga dua bukan asli barang export. Sedangkan gue yang merasa agak “laki” memang ngak hobi sama yang begituan. selera gue memang yang simple asal enak di pake jadi, kalo lo tiba-tiba liat gue punya barang girly tanyalah nyokab gue kenapa dia beli barang-barang tanpa persetujuan gue. Soal selera musik gue sama dia juga beda. Gue suka musik reggae sedangkan dia suka lagu-lagunya raihana, Paris Hilton atau musik jazz yang lebih high class menurutnya.
Tapi, apa pantas mereka menyebut orang lain ALAY hanya karena orang itu punya kebiasaan yang berbeda, hoby yang beda, pokoknya semua dipandang secara subjektifitas dari orang yang berlagak NGAK ALAY.
Apa sih sensasi dari ngatain orang lain ALAY, apa ada hasrat yang membuat lo puas dan bangga? Sehingga setelah memanggil orang lain ALAY lalu dia akan tertawa, mencibir, melengos, memandang hina dan menjadikannya bahan gossip asyik dengan temannya yang lain “EH, TUH LIAT SI ALAY, IH! ALAY BANGET SIH JADI ORANG! DASAR LO ALAY!” Coba bayangin kalo lo sendiri yang di bilang ALAY. Pastinya kita akan bilang “Apa sih lo alay-alay mulu?!!
Satu hal lagi yang bikin gue ga suka dengan kata ALAY!
Kata itu menunjukkan bahwa orang yang ngomong ALAY adalah orang yang arogan, ngerasa dirinya paling TER ehm, maksud gue terbusuk hatinya karena mereka yang menyebut orang lain ALAY pastilah menganggap kepribadian orang lain lebih rendah derajatnya.
Bahasa kerennya nih dianalogikan sebagai eksploitasinya kaum borjuis terhadap kaum proletar. Orang yang ngatain sebagai borjuis, ALAY sebagai Proletar dan ejekan sebagai sarana eksploitasinya
Lagian apa sih beda ALAY dan gak ALAY?
Dilihat dari sudut pandang apa?
Dari tingkatan kasta seseorang? Dari domisili seseorang, SI ALAY pasti orang kampungan yang tinggal di kampung begitu? Gue rasa semua yang berdasarkan sudut pandang seseorang itu sifatnya relatif tergantung dari sudut pandang mana orang menilai tapi, bagi gue sangat ngak adil kalo kata ALAY itu didigunakan sama orang yang suka menyebut orang lain ALAY tanpa dahulu dia menyebut kata ALAY itu di depan cermin.
Dan berkata “Apa sih lo manggil gue ALAY-ALAY??!!” @#%??&&@@##%**
sEMua comment ttg tulisan "ALAY LU!" ada di FB gue...
BalasHapusNi...alamatnya :
http://www.facebook.com/note.php?note_id=409938899800