Kamis, 07 Oktober 2010

Puisi Untuk Alam

Kami hadir dengan tangis ketakutan yang diiringi suara adzan

Menghirup nafas yang berasal dari daun hijau

Semerbak bunga dan harum tanah menghantar kedewasaan

Matahari membuat tulang dan gigi sampai sekuat karang

Hingga kami tumbuh menjadi mahluk yang pintar tapi, liar

Makan daun berlomba dengan ulat di taman

Makan bangkai bersaing dengan singa dan elang

Keserakahan kami juga ingin menguasai lautan

Sehingga ikan-ikan bingung mencari tempat untuk berenang

Bahkan kami sudah berhasil menjamah hutan

Sampai burung-burung kehilangan pijakan kaki di setangkai batang

Saat pagi kicau burung jarang lagi terdengar, malam hari jangkrik lupa nyanyian

senandung untuk bulan.

Berganti dengan suara musik hingar-bingar dari layar datar

Ini bukan salah alam

Tidak ada yang disalahkan sampai daun hijau pelit berbagi kesejukan

Air lebih kuat daripada tanah yang hilang keseimbangan.

Kita punya cagar, bergetar mengemparkan

Kaki berlari tunggang-langgang

Menjemput senja hampir malam, suara adzan hanyut getir kecemasan

Masih adakah esok surya menjelang?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar