Kamis, 07 Oktober 2010

Buat para CEWEK!!

Gue sebenarnya merasa “berharga” kalau dijadikan tempat curhat oleh orang lain, entah itu kawan cowok atau kawan perempuan. “berharga” karena gue bisa memberikan jalan keluar alternative lain yang bersifat lebih objektif tanpa ikut kebawa emosi dari tiap permasalahan yang sedang dihadapi oleh si kawan. Berbagai cerita tentang keluh kesah dan riang, gue dengarkan dengan seksama. Berusaha membuat si kawan nyaman saat meluapkan segala pelasaannya ke gue. Ngak jarang gue juga ikut dijadikan sasaran kemarahan kalau si kawan sedang kesal dan terluka hatinya, atau ikut berdebar saat si kawan bercerita tentang detik-detik kebahagiaannya. Tapi, yang paling keki yaitu kalau si kawan curhat sambil nangis bercucuran air mata. Bisa ditebak, kalau sudah begini pasti kawan yang bercerita adalah perempuan yang baru saja putus dengan sang pacar. Terkadang, dalam keadaan ini gue sulit untuk memposisikan diri agar gue juga bisa merasakan keprihatinan yang sedang kawan alami soalnya biarpun sesama perempuan tapi, gue sama sekali pantang pasca putus nangis sampe lebay sampai bela-belain ngak tidur semalaman.

Seperti malam ini, OMG! Semaleman gue ngedengerin curhat seorang kawan yang baru aja putus sama cowok yang udah tiga tahun dipacarinya. Ajaibnya kali ini gue bisa ikutan mengeluarkan air mata. Bedanya, air mata gue ini adalah air mata kesengsaraan karena ngantuk. Sungguh sangat ngantuk. Padahal disamping gue, si kawan masih aja bertahan dengan kalimat penyesalannya “kenapa dia jahat…padahal gue sayang banget ama dia” kalimat itu terus, terus dan terus diucapkan sampe jam 3 pagi. Ini udah diluar batas kewajaran karena segala bujuk rayu gue udah keluarkan untuk bikin kawan gue ini berhenti ngerengek-rengek ngak karuan sampai bikin kepala gue pusing. Akhirnya gue putuskan untuk nelepon si doski, sang mantan pacar. Yang memang gue juga kenal sama dia. Hellooo…apa kalian tau ketika gue bertanya “what are you doing??”
• Doski : hallo…hmm, ada apa malem2 buta gini telepon?
• Gue : lagi ngapain lo?
• Doski : tidur…krokk…krokk. Zzz”
• Gue : (matiin HP} dalem hati gue! Monyet lo! Malah enak2an
tidur. Lo yang buat salah, gue yang nanggung akibatnya.

Kawan gue yang tadinya nangis langsung ngiyem (diem}. Matanya melotot kearah gue, lima menit kemudian tidur. Ohh, hati gue pun bahagia.

Semoga cerita ini bisa menjadi pertimbangan dikala “kita” perempuan ingin menitikan air mata untuk laki-laki kecuali, kalau lelaki itu telah mati. Hahaha…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar