Dia yang selalu kau harapkan untuk mengisi ruang hatimu
Kehadirannya juga sudah lama kau tunggu
Kau merasa itu tapi, kau tetap acuh
Dia yang selalu kau nanti, hingga emosi tak terkendali
Membayangkan dirinya hadir disisi
Kau menunggu jawaban itu tapi, nyatanya kau tak peduli
Dia yang sering hadir dalam khayalanmu
Sosok yang bisa diajak berbagi dan mengerti keseharianmu
Kau juga ingin dia bisa mendengar keluhmu bukan hanya bahagiamu
Sebenarnya kau menginginkannya, tapi kenapa tak menyadari.
Dia yang kehadirannya mungkin bersamamu
Bisa nyata hadir mengisi hari-harimu
Sebenarnya kau kenal tapi, berusaha menghindar dari perasaan
Sampai kapan terus melihat yang jauh dari pandangan?
Coba rasakan yang ada disekitarmu.
Sesungguhnya dia ada didekatmu, tapi kau tak pernah menyadari itu.
Dia selalu menunggumu tapi, kenapa kau masih ragu?
Dia mungkin bukan manusia sempurna, tapi dia selalu ada untukmu
Berhentilah mencari karena kau telah menemukannya.
Dialah…teman dekatmu.
UNEK-ENEK.COM
Ruang berbagi dikala happy dan sad. Disini bisa numpahin UNEK-UNEK apa aja, sekalipun itu yang paling ENEK'
Kamis, 07 Oktober 2010
Puisi Untuk Alam
Kami hadir dengan tangis ketakutan yang diiringi suara adzan
Menghirup nafas yang berasal dari daun hijau
Semerbak bunga dan harum tanah menghantar kedewasaan
Matahari membuat tulang dan gigi sampai sekuat karang
Hingga kami tumbuh menjadi mahluk yang pintar tapi, liar
Makan daun berlomba dengan ulat di taman
Makan bangkai bersaing dengan singa dan elang
Keserakahan kami juga ingin menguasai lautan
Sehingga ikan-ikan bingung mencari tempat untuk berenang
Bahkan kami sudah berhasil menjamah hutan
Sampai burung-burung kehilangan pijakan kaki di setangkai batang
Saat pagi kicau burung jarang lagi terdengar, malam hari jangkrik lupa nyanyian
senandung untuk bulan.
Berganti dengan suara musik hingar-bingar dari layar datar
Ini bukan salah alam
Tidak ada yang disalahkan sampai daun hijau pelit berbagi kesejukan
Air lebih kuat daripada tanah yang hilang keseimbangan.
Kita punya cagar, bergetar mengemparkan
Kaki berlari tunggang-langgang
Menjemput senja hampir malam, suara adzan hanyut getir kecemasan
Masih adakah esok surya menjelang?
Menghirup nafas yang berasal dari daun hijau
Semerbak bunga dan harum tanah menghantar kedewasaan
Matahari membuat tulang dan gigi sampai sekuat karang
Hingga kami tumbuh menjadi mahluk yang pintar tapi, liar
Makan daun berlomba dengan ulat di taman
Makan bangkai bersaing dengan singa dan elang
Keserakahan kami juga ingin menguasai lautan
Sehingga ikan-ikan bingung mencari tempat untuk berenang
Bahkan kami sudah berhasil menjamah hutan
Sampai burung-burung kehilangan pijakan kaki di setangkai batang
Saat pagi kicau burung jarang lagi terdengar, malam hari jangkrik lupa nyanyian
senandung untuk bulan.
Berganti dengan suara musik hingar-bingar dari layar datar
Ini bukan salah alam
Tidak ada yang disalahkan sampai daun hijau pelit berbagi kesejukan
Air lebih kuat daripada tanah yang hilang keseimbangan.
Kita punya cagar, bergetar mengemparkan
Kaki berlari tunggang-langgang
Menjemput senja hampir malam, suara adzan hanyut getir kecemasan
Masih adakah esok surya menjelang?
Puisi ; LUPA BERBAGI
Alam ngamuk lagi, Tuhan berkata murka dihati.
Ibu pertiwi nangis lagi, manusia bersusah hati,
Adakah yang salah dengan perbuatan hari ini?
Tapi, manusia tetap berkeras hati
Menatap dengan tinggi
Lisan masih gemar mencaci
Adakah yang salah dengan langkah ini?
Kaki menapak tanah masih tertatih
Kepala lupa merunduk meratapi,
Hati gampang belajar menghakimi,
Tangan mana yang kau perlihatkan untuk mengabdi?
Kami baru tertunduk menyadari,
selama ini kami hanya memperlihatkan yang kiri.
Ibu pertiwi nangis lagi, manusia bersusah hati,
Adakah yang salah dengan perbuatan hari ini?
Tapi, manusia tetap berkeras hati
Menatap dengan tinggi
Lisan masih gemar mencaci
Adakah yang salah dengan langkah ini?
Kaki menapak tanah masih tertatih
Kepala lupa merunduk meratapi,
Hati gampang belajar menghakimi,
Tangan mana yang kau perlihatkan untuk mengabdi?
Kami baru tertunduk menyadari,
selama ini kami hanya memperlihatkan yang kiri.
Langganan:
Postingan (Atom)