Jumat, 07 Mei 2010

Kenali ini DIO, adik gue!


Oya, gue mau memperkenalkan ini Dio.
Dio itu adik gue yang selalu membutuhkan perhatian lebih. Kalau inget soal Dio pasti gue bakalan langsung sedih. yaaa Allah kasian amat sih nasib tuh anak pingin rasanya berbagi beban kalau bisa ataupun kalau dia mau. kangen juga rasanya...

Fffhhh...! berharap beban ini hilang bersama hembusan nafas kencang. Sudah lebih dari sebulan ini tuh anak gak nongol lagi batang hidungnya didepan pintu rumah gue. mungkin Dia masih marah, atau mungkin juga Mamahnya yang melarang Dia untuk datang lagi ke Bogor. kadang gue juga merasa jadi kakak kok goblok banget gak bisa meredam kemarahannya adiknya.

Lha, bukan salah gue donk! (coba membela diri) Dio itu bukan anak kecil lagi, kelas 3 SMA gue rasa sudah bisa menyebutnya dewasa. keegoisan itu masih saja muncul dipikiran orang-orang yang mengaku dirinya lebih dewasa secara usia (bukan dari cara berfikir). termasuk gue (mungkin), Mamahnya (pasti), budenya, teman-temannya dan semuanya yang ada disekitar dia. keegoisan para orang dewasa itu selalu menyakiti perasaannya, melukai hatinya, mengguncang psikisnya. sempat beberapa kali gue menatap langsung matanya sangat begitu dalam dan terenyuh ketika gue sadar di mata itu sudah ngak ada lagi sorot mata manja, keriangan dan kepolosan sesuai dengan cara pandang usia seumurnya. semua itu berganti dengan nanar sorot mata kesedihan, hancur, dan ketakutan.

Kalau boleh emba peluk Dio sekali lagi, pasti Dio akan emba peluk lebih erat biar Dio tahu kalau emba sayang banget sama Dio.

Terakhir gue dapet kabar dari mamahnya Dio kabur sudah satu minggu nggak pulang kerumah. kekhawatiran menyelusup. gue kelimpungan sendiri, hampir semua temenya yang gue kenal atau yang udah pernah diajak maen ke Bogor, rumah gue (dan dikenalin ke gue) udah ditelepon satu per satu tapi, hasilnya nihil. semuanya kompakan jawab ngak tahu keberadaan dio sekarang.

Gue takut terjadi apa-apa, soalnya gue ngerti betul bagaimana pergaulan lingkungannya. teman-temannya mungkin ngak semua teman-temannya gue kenal dan mungkin ngak semua yang gue gak kenal itu juga seburuk yang gue pikirkan, tapi kecintaannya pada musik reggae, simbol cannabis yang menjadi hiasan dingding dikamarnya, tokoh Bob Marlay. itu yang membuat gue parno dan suka negative thinking sendiri.

Anak seumuran dio masih labil, itu pasti. apalagi dengan keadaan psikisnya yang terluka seperti sekarang pasti tambah membuat kemandirian yang dia selalu banggakan itu semakin goyah. apalagi akhir 2009 lalu Dio baru saja mendapatkan hadiah dari mamahnya yang ngak pernah Ia inginkan "papah baru". Dio yang dilahirkan sebagai anak tunggal membuatnya mempunyai watak seperti batu. mempertahankan apa yang sudah jadi kehendaknya itu sebuah keharusan bahkan pernah waktu SD dia rela nangis seharian untuk keesokan harinya diperbolehkan berenang. padahal badannya lagi demam. karena anak semata wayang lalu siapa yang dapat melarang. tapi, pertahanannya untuk berkata TIDAK mau punya papah baru akhirnya terpatahkan juga.

Pernah suatu malam sehari sebelum mamahnya memutuskan untuk menerima lamaran si calon papah baru. Dio menelepon seingatku waktu itu hampir menjelang pagi. Empat kali berdering HP baru aku angkat, ternyata pas baru saja diangkat langsung mati. mimpi apa tuh anak telepon pagi-pagi buta berarti ada sesuatu yang penting jadi, sesegera aku menelpon balik. tak lama kemudian tersambunglah nada panggilan masuk.

Aku dengar suara say hello-nya datar, juga sedikit terisak.

" belum tidur?" tanyaku

Ngak bisa tidur. Dia menjawab singkat.

Ucapanya terdengar tak jelas lalu sedikit terbata-bata, nafasnya juga jadi tidak beraturan dan tangisnya seketika pecah. Aku yang sedari tadi masih setengah mengumpulkan nyawa dari rasa kantuk mendadak menjadi fress. Bingung. ----

"Mamah bulan depan mau nikah, Mba" ucapannya terhenti disitu.

Aku juga tak buru-buru merespons. Aku fikir akan ada lanjutan kalimatnya setelah ini lagian sepertinya sekarang ini Dio hanya butuh ruang dengar yang baik bukan guru BP yang menasehati atau mececarnya dengan berondongan pertanyaan saat dia sedang menghadapi masalah. aku masih menunggu di gagang telepon dengan khidmat; satu menit masih sunyi...dua menit idem lalu, suaranya mulai terdengar kali ini jauh lebih tenang kedengarannya better dari beberapa menit lalu.

"Dio udah coba protes dengan bahasa sehalus mungkin untuk menolak keinginan mamah tapi, mamah nangis dan menyatakan alasanya bla...bla...bla...akhirnya Dio sampai pada keputusan untuk mengijinkan mamah menikah lagi. Dio mengerti 12tahun menjadi single parent bukan sesuatu yang mudah. Toh, mamah juga berhak bahagia. selama ini mamah udah sayang sama Dio apapun keinginan Dio pasti diturutin, tapi mamah cuma minta satu hal ini ke Dio. menurut emba apa yang Dio lakukan itu benar atau salah, Mba?"

Hah? Dia minta pertimbanganku. Haduh, kenapa sama gue sih minta pendapatnya kenapa nggak sama nyokap gue aja. bukannya gue ngak mau dimintai pendapat tapi, jawaban gue itu pasti sedikit banyaknya akan mempengaruhi jalan hidup dia kedepan.

"Mba, masih disitu? gimana menurut Emba apa yang Dio lakukan itu benar atau salah?" tanyanya sekali lagi.

---"eh, egh...anu Dio,iya! masih koq. Oya..menurut dio apa Papah baru itu sayang sama Mamah dan sama Dio juga? kalau Dio merasa Papah baru benar-benar sayang pilihan Dio itu udah tepat"--- mampus ngomong apa sih gue. Lalu, detik kemudian terdengar bunyi tut...tut...tut...pembicaraan via telepone berakhir.

Aku mencoba meghubunginya sekali lagi tapi Miss voice mail yang menjawab.
---Aku Pasrah---

Dan kenyataannya adalah hari ini, setelah pernikahan itu berlangsung dengat amat meriah kemudian tak ada kebahagiaan selain yang dirasakan seperti pada hari ahad. romance kebahagiaan tidak datang menghampiri Mamahnya apalagi ke Dio. hal, ini tergambar jelas karena Dio jadi lebih jarang dirumah. Keributan juga sering mewarnai rumah tangga baru tanteku dan suami barunya.

Kalau ditanya bagaimana nasib keluarga baru Tante gue dengan sang Om baru saat ini? paling gue cuma geleng kepala. begitu juga kalo ditanya tetang kabar Dio. udah lebih dari sebulan ini gue juga gak pernah ketemu ama dia tepatnya sejak STNKnya hilang sewaktu maen kerumah gue. entah sibuk, entah apa (Oya, gue lupa cerita Dio juga vokalis band Lho. sekaligus pencipta lagu di bandnya sendiri. kenapa gue bilang sibuk? karena bandnya udah mulai tour manggung bahkan terakhir dia mengirimkan hasil foto-fotonya saat dia sedang manggung di Riau) terakhir Gue denger kabar dia juga sempat ngejual motor vespa antiknya kesayangannya buat ngeganti pembuatan STNK baru yang hilang karena mamahnya murka besar.

Oya, tanggal 20 April kemarin Dio juga baru ulang tahun Lho! biar gue gak bisa ketemu, kado ngak jadi di kasih (tp, masih terbungkus rapi) tapi tetep gue sebagai kakak ngak lupa buat slalu ngedoain Dio.

---semoga Dio panjang umur, sehat selalu, tambah pinter sekolahnya, sayang sama mamah, gak lupain shalat, sukses sama Young Rasta'band-nya, & jadi anak yang sabar + kuat dalam menjalani cobaan hidup.--AMIN:)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar